kotatuban.com-Merebaknya isu virus flu burung atau yang dikenal dengan virus H5N1 sejak beberapa hari terakhir membuat omset pedagang daging ayam di Pasar Baru Tuban menurun derastis.
Sidik (50) Salah seorang pedagang ayam diparar Baru Tuban mengungkapkan, isu flu burung membuat daganganya nyaris tidak laku. Pembeli yang biasanya mengkonsumsi daging ayam juga enggan membeli daging lantaran takut kabar virus mematikan itu.
“Katanya ada Flu Burung, diberita-berita itu, kalau saya sendiri jarang baca berita ya tidak tahu,” terang Sidik, Selasa (22/03).
Sidik mengaku minimnya pembeli membuat omset dagangannya merosot. Jika biasanya dalam sehari dia mampu menjual hingga 100 ekor ayam, sejak merebaknya isu virus flu burung, paling banyak hanya menjual 50 ekor ayam saja atau turun 50 persen.
“Sekarang paling banyak 50 ekor ayam, kemarin malah hanya 40 ekor,” katanya.
Sementara itru pedagang lain, Hartatik mengatakan, minimnya pembeli juga membuat harga ayam mengalami penurunan. Penurunan harga dirasakan cukup menyulitkan para pedagang karena keuntungan mereka juga menipis.
Saat ini harga daging ayam potong dari Rp30.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam kampung dari Rp50.000 per kilogram turun menjadi Rp45.000 per kilogram.
“Pembeli sepi Mas, harga juga turun, untungnya juga semakin sedikit,” keluh pedagang itu.
Pantauan di kios pedagang ayam, aktifitas jual beli daging ayam memang tidak seperti bisanya. Sejumlah lapak dagangan nampak sepi pembeli dengan tumpukan daging ayam yang masih cukup bayak.
Belum lama ini dikabarkan, virus flu burung ditemukan di Banyuwangi dan Lamongan, hal tersebut menjadi ketakutan bagi para konsumen daging ayam, termasuk di Tuban. (kim)