ITS Nilai JOB PPEJ Sudah Tak Berdampak pada Lingkungan

kotatuban.com – Riset yang dilakukan tim independen tersebut terkait dampak yang ditimbulkan dari gas buang (Flare) Tapak Sumur (Pad A) Mudi serta dampak kebisingan yang dirasakan warga sekitar sumur, hingga memicu aksi unjuk rasa Gerakan Rahayu Kompensasi Bayar (Gerah Kobar), Kamis (21/7) kemarin.
“Ini untuk menyampaikan hasil riset tim ITS terhadap dampak gas buang kepada pemerintah, harapanya, ini diketahui pemerintah setempat,” ujar Field Admin Superintendent JOB P-PEJ, Akbar Pradima, ditemui di kantor Wakil Bupati (Wabup) Tuban, Jalan RA Kartini Tuban, Jumat (22/07).
Sebelumnya tim kajian LPPM ITS ini sudah melakukan penelitian selama satu setengah tahun. Tim itu, sudah meneliti di 425 titik pada radius 600 meter dari pusat flare.
“Hasil kajian tim LPPM ITS itu sudah selesai. JOB P-PEJ berharap hasil kajian itu dapat dterima dan bisa menjadi dasar penerapan pola baru dalam pemberian kompensasi dampak gas buang,” sambung Akbar.
Pasca pertemuan ini, hasil riset akan segera disampaikan kepada masyarakat, dan disosialisasikan, dengan begitu masyarakat tidak perlu khawatir soal dampak flare dan dampak lain dari perusahaan migas itu.
Sementara itu, Dhani Arifianto, perwakilan ITS menyampaikan, saat ini dampak dari Flare sudah sangat rendah artinya tidak berdampak apa-apa bagi lingkungan karena jaraknya juga cukup jauh. Selain itu untuk kebisingan, teryata banyak factor yang menjadi sumber bising, bukan hanya dari JOB saja. Sehingga tidak dapat disangkutkan hanya dari satu tempat sumber bising itu.
“Mulai pengukuan matematik dan pengumpulan data, sampai interprestasi data, intinya operasional JOB sudah tidak berdampak lagi. Jika nanti ada kendala non teknis, seperti negosiasi antaara JOB dan masyarakat, tentunya kami akan membantu dengan data sesuai kaidah ilmu yang kami miliki, artinya kami ada di tengah untuk klarifikasi,” papar Dhani. (kim)