kotatuban.com – Sejumlah petani yang ada Tuban merasa resah dengan masuknya jagung impor di Indonesia, terutama di wilayah Kabupaten Tuban. Pasalnya, pada pertengahan Pebruari mendatang diperkirakan para petani jagung akan panen raya. Sehingga, jika jagung impor masuk ke wilayah Tuban dapat dipastikan harga jagung petani akan anjlok.
Hal ini diungkapkan perwakilan demostran Petani Tuban Korban Impor (PT KI) kepada Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husain, saat para petani tersebut melakukan pertemuan dengan Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein di kantor Pemkab Tuban, Selasa (21/1).
Koordinator petani, Agus Arsana, dalam kesempatan tersebut mengatakan, saat ini di Tuban telah diserbu oleh jagung impor. Sehingga, jagung lokal harganya jatuh, hal ini dirasa sangat merugikan para petani.
”Kami mohon pemerintah dapat membatasi masuknya jagung impor ke Tuban. Sehingga, petani Tuban tidak semakin sengsara, karena jika jagung impor masuk maka jagung lokal harganya akan sangat murah,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Husain mengungkapkan, Pemkab Tuban telah mengirimkan surat kepada pemerintah pusat terkait dengan tuntutan petani ini, yang pernah juga dilakukan beberapa pekan lalu. Pasalnya, pemerintah daerah sifatnya hanya usulan terkait pembatasan impor jagung tersebut. ”Otorisasi terkait dengan pembatasan jagung impor ini ada di pemerintah pusat, kalau kita sifatnya hanya usulan saja,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk harga patokan dari pemerintah harga jagung Rp 3.300 perkilo. Namun, harga ini kondisi jagung harus bagus dan kadar airnya harus standar, tidak terlalu basah. Sedangkan, untuk menyiasati turunnya harga jagung lokal karena disebabkan jagung impor. Petani diharapkan tidak menjual jagung secara bersamaan. ”Ya, kalo petani jualnya bersama-sama pasti harga jagung turun, karena hukum ekonomi jika barang melimpah harga pasti murah,” pungkasnya. (duc)