kotatuban.com – Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ) menggandeng Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas satuan petugas penanggulangan bencana (Satgas PB) kegagalan teknologi industri. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari di surabaya dan diikuti 60 orang, mulai Selasa (24/1/2017) hingga Kamis (26/1/2017).
Selama latihan akan diberikan pembekalan materi dan praktik lapangan vertical rescue di kantor Basarnas Surabaya. Pada hari kedua, praktik lapangan water rescue di sungai Songa, Probolinggo. Dan hari terakhir ditutup dengan latihan fisik peserta di Gunung Bromo.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tuban Joko Ludiyono dalam sambutan pembukaan kegiatan mengatakan, secara geografis, klimatologis dan hidrologis wilayah Tuban memiliki potensi ancaman bencana yang cukup besar. Ini berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang dilakukan BNPB pada tahun 2013.
“Nilai indeks risiko bencana untuk Tuban mencapai skor 175. Nilai itu termasuk klas risiko bencana tinggi. Tuban menempati urutan 145 dari 496 kabupaten/kota se-Indonesia yang rawan atas risiko bencana,” katanya didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Rizal Amperawanto di kantor Basarnas Surabaya, Rabu, (25/01).
Dia menjelaskan, potensi ancaman bencana itu bisa diminimalisir dengan meningkatkan pemahaman masyarakat di sekitar lokasi industri. Ini agar mereka mengetahui harus berbuat apa, apabila terjadi kondisi darurat akibat kegiatan operasi. Yakni, memberikan pelatihan kompetensi kepada masyarakat atas potensi ancaman bencana dan membentuk Emergency Reaponse Team (ERT) kepada masyarakat Desa Rahayu Kecamatan Soko, Tuban.
“Pemerintah berterimakasih kepada perusahaan JOB PPEJ yang telah memfasilitasi terselenggaranya serangkaian kegiatan,” jelas Kepala BPBD Tuban, Joko Ludiyono, Rabu (25/01).
Staf Health Safety Environmental (HSE) JOB PPEJ Hendra Awali Putra menambahkan, kegiatan peningkatan kapasitas Satgas PB kegagalan teknologi industri ini juga diikuti dari internal perusahaan sebanyak 11 orang. Ke-11 orang itu terdiri dari staf HSE dan Humas JOB PPEJ. “Kami di sini dilatih melakukan penyelamatan kepada korban, kalau terjadi keadaan darurat atau kegagalan teknologi industri di perusahaan dan masyarakat sekitar lokasi perusahaan,” imbuhnya. (yit)