Joko Waras Penderita Hidrosifalus yang Belum Waras
kotatuban.com – Dewi Indah Setya Rini (20) hanya bisa meneteskan air mata kala memandang anak lelakinya. Penyakit kepala membesar yang diderita Joko Waras (14) anak semata wayang yang diderita sejak lahir semakin membesar.
Dewi, begitu panggila akrap, Dewi indah Setya Rini hanya hidup berdua dengan anaknya yang tengah menderita sakit. Di rumah kecil berdinding sesek beralas tanah tempat tinggal Dewi membesarkan Joko. Suaminya sejak beberapa bulan ini tidak terdeteksi tempat tinggalnya. Saat lebran Fitri lalu pulang dan memberikan uang padanya Rp 150 ribu. Setelah itu, hingga kini tidak diketahui kabarnya. Bahkan, nomor telpunnya juga nggak bisa dihubungi.
“Mungkin sudah ganti nomor, atau handphunnya hilang. Tapi, kok tidak pulang atau ngabari ke rumah, ” ungkap Dewi dengan sedih sambil menggendong Joko Waras.
Anehnya, kondisi mengenaskan Joko Waras dengan seabrek keterbatasan keluarganya, baru terungkap setelah foto bocah yang kepalanya lebih besar dibanding tubuhnya itu diunggah di medsos facebook.
Publik seperti tersengat. Potret nestapa Joko Waras seolah menjadi sebuah ironi di tengah puncak pesta Hari Jadi Kabupaten Tuban yang digelar tanggal 12 November 2016 yang hingga kini hingar bingar kemeriahan hark ulang tahun TuBn masib belum selesai.
Saat wartawan menyambangi rumahnya, Dewi baru saja memandikan Joko Waras. Dengan hati-hati dia membedaki sekujur tubuh si kecil, sebelum mengakhiri pada bagian wajah. Ketika tahu yang datang wartawan, Dewi kemudian memanggil kakak iparnya yang tinggal bersebelahan.
Dewi menuturkan, benjolan kecil yang tumbuh di kepala Joko Waras mulai terlihat saat berumur dua bulan, atau persis sebulan keluar dari RSUD Ibnu Sina Gresik. Proses kelahiran Joko Waras sendiri harus melalui operasi caesar.
Masalah tak berhenti sampai di sini. Joko Waras ternyata bermasalah dengan kesehatannya karena terlahir prematur. Selama sebulan dia harus menjadi penghuni inkubator.
“Setelah sebulan pihak rumah sakit mengijinkan kami bawa pulang si Joko untuk dirawat di rumah,” kata Dewi yang saat itu masih tinggal di Gresik bersama suaminya.
Karena pertimbangan ekonomi, setahun lalu Dewi memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Rengel. Rupanya masalah terus mengikutinya. Suaminya yang asli Gresik tak pernah pulang menyambangi dia dan anaknya. Dewi juga tak lagi diberi nafkah. Setiap ditelepon selalu bilang lagi repot, sedang banyak urusan dan alasan lainnya.
“Pulang-pulang lebaran kemarin. Setelah memberi uang Rp 150 ribu dia langsung balik ke Gresik. Sampai sekarang nggak pernah pulang lagi. Saya telepon nggak bisa. Mungkin sudah ganti nomor,” kata Dewi getir.
Ditambahkan Dewi, belum lama ini dia mendatangi Puskesmas Rengel yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumahnya untuk meminta saran terkait kondisi anaknya.
“Karena saya belum punya KTP sini (Rengel) petugas puskesmas mengatakan tidak bisa memberikan solusi,” ujar Dewi yang mengaku sudah mengurus KTP di Kantor Kepala Desa Sumberjo bulan Januari lalu, namun hingga sekarang tak ada kabar beritanya.
Kepala Desa Sumberjo, Suhadi, tampaknya juga baru mengetahui kondisi warganya setelah foto-foto Joka Waras menjadi viral di jejaring sosial.
“Itu (kondisi Joko Waras-red) sudah dilaporkan ke puskesmas terdekat seminggu yang lalu. Katanya terkendala KTP,” ungkap Suhadi melalui sms yang dikirim kepada warga ketika menjawab komplain soal Joko Waras.
Pihaknya berjanji akan segera membereskan identitas Dewi, sehingga, kesehatan anaknya bisa segera ditangani.
“Soal detailnya nanti saya ceknya. Apa betul dia (Dewi) ngurus KTP-nya sudah lama,” imbuh Suhadi melalui sms. (yit)