TUBAN – Sebagai negara yang kaya keanekaragaman budaya, Indonesia memiliki banyak warisan yang patut dilestarikan. Perlu langkah nyata untuk melestarikan warisan leluhur tersebut agar tidak punah. Salah satunya yang dilakukan oleh Megalamat, sebuah komunitas pelestari tosan aji atau pusaka di Tuban. Megalamat adalah bukti nyata kepedulian pemuda untuk melestarikan budaya leluhur.
Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Tuban Warih Satria Setiawan mengatakan keris adalah sebuah budaya bangsa yang memiliki banyak nilai filosofis. Juga memiliki nilai sejarah dan keluhuran tingkat peradaban yang tinggi. ‘’Sudah seharusnya kita semua khususnya generasi muda, memahami dan melestarikan budaya tersebut, agar tidak kehilangan identitas dan budaya kita sendiri,’’ tegas Kang Warih sapaan akrabnya.
Maka dari itu, putra sulung mantan Sekda Tuban (alm) Heri Sisworo ini sangat mengapresiasi yang dilakukan oleh Megalamat. Selama ini banyak aksi nyata yang sudah dilakukan komunitas pelestari tosan aji yang bermarkas di Desa Bejagung Kecamatan Semanding tersebut. Selain jamasan masal rutin, juga ada kirab pusaka. Tujuannya untuk mengenalkan pusaka ke masyarakat. ‘’Kami sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Megalamat,’’ ujarnya.
Di tengah arus modernisasi dan derasnya arus budaya asing ke Indonesia, Megalamat tetap konsisten menjaga keris sebagai salah satu warisan budaya. Sehingga lulusan S-2 Master of Business Administration Aalto University of Finland ini bersyukur dapat bersilaturahmi dengan Megalamat. Kang Warih juga mendapat kesempatan untuk belajar beberapa hal mengenai keris dari mas Miga Fitri Ashari salah satu dari penggagas berdirinya komunitas Megalamat.
Kang Warih berharap keris dan budaya adiluhung Nusantara dapat terus lestari di negeri sendiri. Khususnya di kalangan masyarakat Tuban. ‘’Semoga kita semua tetap menjaga sejarah peradaban dan budayanya sendiri. Sukses selalu sedulur Megalamat!’’ harap Kang Warih. (*)