kotatuban.com – Tarsani (62) beserta istri dan dua anaknya hidup bertahun-tahun serba kekurangan. Bahkan, rumah dengan dindiding sesek yang ditempati berada di lahan milik Perhutani BKPH Merakurak, KPH Tuban. Di lahan Perhutani yang masuk wilayah Dusun Tegalpelem, Desa Kapu, Kecamatan Merakurak tersebut Tarsani mendirikan rumah berukuran sekitar 7 X 4 meter yang berdindingkan bambu dan daun jati.
Didalam rumah yang jauh dikatakan layak tersebut Tarsani dan keluarganya juga harus rela tinggal berdesak-desakan. Apalagi saat musim panen seperti saat ini Tarsani dan keluarganya juga harus rela tidur diatas jagung hasil panenannya yang tidak seberapa.
”Asli saya dari Pongpongan Kecamatan Merakurak, dan istri saya berasal dari Grabakan. Saya dan istri sama-sama tidak punya apa-apa. Akhirnya, nekat tinggal di lahan milik Perhutani sejak tahun 2012 lalu,” cerita Tarsani kepada kotatuban.com, Senin (27/02).
Pada 2012 lalu Tarsani datang ke Desa Kapu sebagai penambang batu kumbung di lahan milik Perhutani. Kemudian sekitar tahun 2014 lalu Perhutan melarang masyarakat melakukan penambangan batu kumbung. Sejak penutupan lahan batu kumbung itulah Tarsani bekerja serabutan dan sebagai buruh tani.
”Ya mulai kumbung ditutup saya bekerja serabutan seadanya yang penting halal untuk menghidupi keluarga saya,” ungkapnya.
Selain bekerja serabutan, Tarsani juga menanam jagung atau kacang tanah di lahan Perhutani kurang lebih seperempat hektar. Jika ditanami jagung lahan tersebut rata-rata dapat menghasilkan jagung sebanyak 15 kwintal.
”Jagung ini sebagian kita jual dan sebagian lagi kita sisakan untuk makan sehari-hari,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu perangkat Desa Kapu, Ahmad Solikin mengatakan, sejak tahun 2013 Tarsani berserta keluarganya telah menjadi warga Desa Kapu. Selain itu, keluarga Tarsani juga telah mendapatkan jatah beras sejahtera (Rastra) setiap bulannya. Namun, belum mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk biaya pendidikan anaknya.
”Kalau PKH belum mendapatkan, kalau beras sudah mendapatkan. Kita berharap keluarga Pak Tarsani ini segera bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, agar dapat hidup lebih layak lagi,” pungkasnya. (duc)