kotatuban.com-Musim kemarau, lahan peryanian yang berproduksi di Kabupaten Tuban hanya 50 persen dari 62 ribu hektar luas lahan pertanian. Sisanya merupakan lahan tadah hujan, sehingga hanya produksi pada musim penghujan saja.
Lahan pertanian yang masih produksi tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang memiliki cukup cadangan air dan menggunakan irigasi teknis.
Data Dinas Pertanian Kabupten Tuban, menyebutkan, luas lahan pertanian di Tuban yang masih produktif sekitar 30 ribu hektar. J umlah tersebut kurang dari 50 persen dari total luas lahan pertanian yang produktif saat musim penghujan yang mencapai 62 ribu hektar.
“Sebagian besar lahan pertanian di Tuban baik sawah maupun non sawah adalah tadah hujan, sisanya sawah irigasi teknis, itupun tidak semuanya dalam kondisi bagus,” kata Hery Prasetyo, Jumat (09/10).
Lahan persawahan yang masih mamu produktif saat ini diantaranya di kecamatan sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo, seperti Kecamatan Soko, Rengel, Plumpang dan Widanng.
“Yang pasti ada di daerah bantaran Bengawan Solo, karena memanfaatkan sistem pompanisasi air bengawan. Sementara sisanya di Kecamatan Merakurak, Palang dan Jenu yang memanfaatkan air sumur bor,” terang Hery.
Jika dirinci luas lahan yang masih dapat ditanami saat musim kemarau atau sepanjang April hingga September, di Kecamatan Plumpang seluas 6.257 hektar, Kecamatan Soko 3.302 hektar dan kecamatan Merakurak 3.048 hektar.
“Pada rentang waktu kemarau ini memang menurun dan paling rendah dalam catatan adalah bulan Oktober, karena biasanya puncak musim kemarau adalah bulan ini,” pungkas Hery. (kim)