Kemarau Produksi Kuali Naik Dua Kali Lipat

Pengeringan gerabahkotatuban.com-Musim kemarau menjadi musim paling menggembirakan bagi para perajin gerabah di Kelurahan Karang, Kecamatan Semanding Tuban. Bagaimana tidak, aktifitas produksi gerabah yang yang dilakukan sebagian besar warga, terik matahari merupakan kebutuhan yang paling pokok.

Khoirul Anam, salah seorang pemilik rumah produksi gerabah di Kelurahan Karang, mengatakan, musim kemarau seperti sekarang ini cukup bagus untuk produksi gerabah, jika dibandingkan dengan musim penghujan. Sebab, di musim panas gerabah tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengeringan sebelum proses pembakaran.

“Biasanya kalau musim penghujan itu susahnya saat menjemur, kalau musim panas dijemur sehari saja sudah sangat cukup,” kata Anam.

Dijelaskannya, jika musim penghujan untuk menjemur gerabah sampai tahap pembakaran, membutuhkan waktu lebih dari dua hari, bahkan jika intensitas hujan tinggi, penjemuran bisa berlangsung sampai empat hari.

“Kalau musim hujan itu susahnya proses penjemuran, kadang bisa sampai 3 hari, itupun harus repot keluar masuk saat tiba-tiba terjadi hujan,” terang Anam.

Dalam sehari, rumah produksi Anam mampu menghasilkan sedikitnya 300 biji gerabah siap bakar. Anam melakukan pembakaran maksimal dua minggu sekali. Sekali pembakaran mampu menghasilkan gerabah 3.500 hingga 4.000 gerabah berupa kuali ( tempat memasak ikan).

“Kalau pembakaran itu yang pasti dua kali dalam satu bulan. Kalau musim hujan biasanya satu bulan sekali saja sudah bagus. Musim hujan sebenarnya juga bisa membakar dua kali, tapi jumlahnya juga tidak sebanyak jika musim kemarau,” katanya.

Ditambahkan, satu buah kuali dijual Rp400 hingga Rp500. Dua minggu sekali kuali-kuali yang dihasilkan biasanya diambil oleh tengkulak yaang kemudian dikirim kesejumlah daerah penghasil ikan, seperti Kecamatan Palang, Tambakboyo, bahkan Kabupaten Rembang Jawa Tengah. (kim)

Leave A Reply

Your email address will not be published.