kotatuban.com – Bencana di Kabupaten Tuban menelan kerugian yang tidak sedikit. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban, mencatat jumlah kerugian bencana di Kabupaten Tuban sejak bulan Januari hingga November 2016 mencapai Rp 7.315.290.000.
”Selama tahun 2016 ini kerugian bencana paling banyak akibat banjir, karena banjir yang sering kali terjadi di Tuban,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tuban, Syaefiudin, Sabtu (26/11).
Data BPBD Tuban, sejak Januari hingga November 2016 ini bencana banjir hampir terjadi di seluruh kecamatan di Tuban. Total kerugian material akibat bencana banjir mencapai Rp 2.389.110.000. Kerugian paling banyak terjadi di Kecamatan Parengan mencapai Rp 795 juta, kemudian disusul Kecamatan Merakurak mencapai Rp 701.555.000, dan Kecamatan Rengel mencapai 420 juta.
Selanjutnya, bencana tanah longsor tampaknya juga tidak kalah besar dampaknya. Tanah longsor terjadi dilima kecamatan, yakni, Kecamatan Senori, Grabagan, Semanding, Soko, dan Singgahan. Total kerugian materialnya mencapai Rp 796.780.000.
Sedangkan, untuk kerugian akibat bencana puting beliung selama tahun 2016, sedikitnya mencapai Rp 590.4000.000. Dampak terbesar terjadi di Kecamatan Bancar kerugiannya mencapai Rp 320 juta, kemudian disusul Kecamatan Grabagan mencapai Rp 130 juta.
Asep sapaan akrab Saifudin juga mengatakan, bencana kebakaran pasti terjadi setiap tahunnya. Sepanjang tahun 2016 terjadi 26 kejadian, total kerugiannya mencapai Rp 3.439.000.000. Rata-rata kebakaran terjadi di pemukiman warga, maupun kandang ternak.
”Sementara bencana yang kategori kegagalan teknologi industri tahun ini ada dua kejadian. Pertama kebakaran di Terminal BBM Tuban di Kecamatan Jenu pada tanggal 11 Januari 2016, dan kejadian berikutnya kebakaran flare JOB P-PEJ di Kecamatan Soko tanggal 29 Juni 2016,” pungkasnya. (duc)