kotatuban.com-Program pemberdayaan masyarakat madani untuk penyelamatan ibu hamil dan bayi baru lahir Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaaten Tuban menunjukkan hasil positif. Hal itu dibuktikan dengan tren angka angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Tuban yang terus menurun.
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Menyebut, sejak 2011 angka kematian bayi mencacapai 169 jiwa, dan kematian ibu mencapai 18 jiwa. Tahun 2012 jumlah menurun menjadi 155 bayi dan 24 ibu. Tahun 2013, kematian bayi mengalami kenaikan menjadi 171 dan kematian ibu menurun menjadi 12, sedangkan tahun 2014 kematian bayi meningkat menjadi 186 jiwa dan kematian ibu menurun menjadi 10 jiwa.
”Angkanya fluktuatif namun ini menunjukan tren menurun, khususnya kematian Ibu. Ini menjadi kabar baik bagi lingkungan kesehatan di Kabupaten Tuban,” ujar Kepala Dias Kesehatan, Saiful Hadi, Jumat (4/9).
Berkat keberhasilan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban juga diundang Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur untuk berbagi inovasi terkait gerakan penyelamatan ibu dan bayi baru lahir di Surabaya.
“Satu kebanggaan bagi kami dapat menyampaikan persentasi tentang program Dinkes Tuban, salah satuya program Klinik Cinta Anak dan ibu atau Klinci Ani dan Pusat Tanggap Darurat Kesehatan Anak dan Ibu atau Pustaka Ani,”ungkap Kepala Dinkes Tuban, Saiful Hadi.
Dijelaskan Saiful, Klinci Ani dan Pustaka Ani merupakan program yang fokus pada penyelamatan ibu dan bayi baru lahir. Dengan pemberdayaan masyarakat kelompok PKK dan forum madani, seperti organisasi masyarakat (ormas), selain tugas utama bagi para Bidan yang ada di masing-masing wilayah.
“Semua elemen seperti Fatayat NU, Aisiyah Muhammadiyah dan tokoh masyarakat kami libatkan. Dengan melibatkan semua elemen program ini akan bejalan dengan baik,” papar Saiful.
Peran serta seluruh elemen dibutuhkan untuk menunjang tanggap darurat jika ditemukan potensi bahaya di lingkungan ibu hamil atau bayi baru dilahirkan. Dengan demikian dapat cepat memperoleh penanganan ataupun rujukan mulai dari Puskesmas hingga rumah sakit.
“Dengan melibatkan seluruh elemen, potensi bahaya pada bayi maupun ibu lebih cepat tertangani, minimal informasi lebih cepat diterima oleh petugas kesehatan kami. Dengan begitu untuk proses penyelamatan hingga rujukan lebih cepat dan penanganan dini dapan dilakukan,” imbah Saiful. (kim)