kotatuban.com-Komisi B, Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban menilai rencana pemerintah setempat untuk merelokasi pedagang burung yang berada di selatan Pasar Baru Tuban, sebagai proyek asal-asalan. Pasalnya, banyak faktor yang dinilai maasih kurang cocok jika pasar burung dipindah dan dijadikan satu dengan pasar hewan di Jalan HOS Cokro Aminoto.
Salah satu yang menjadi sorotan anggota Komisi B adalah soal kesehatan dan penyebaran penyakit unggas (burung) ke sapi.
“Pertama adalah faktor kesehatan dan penyebaran penyakit unggas ke hewan sapi, saya kira itu penting untuk dikaji sebenarnya,” ujar Anggota Komisi B, DPRD Tuban Cancoko, Sabtu (29/8).
Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar) Kabupaten Tuban, semestinya melakukan kajian terlebih dahulu sebelum melakukan pembangunan baka relokasi pasar burung diarea pasar hewan Tuban. Sayangnya tempat tersebut sudah dibangun dan telah memasuki tahap akhir pembangunan.
“Kami sudah melakukan sidak ke lokasi, kami cukup menyayangkan mengapa Dinas Perekonomian memilih lokasi itu. Seharusnya ada studi kelayakan, bagaimana dan seperti apa tempat itu sebelum dibangun agar memenuhi standar dari segala aspek,” terag Cancoko.
Dari segi ekonomi dan marketnya, lanjutnya, tempat itu aksesnya jauh, terlebih posisinya juga tidak terlihat dari jalan raya. Hal ini tentu akan sulit berkembang. Malah kami prediksi itu tidak akan berjalan mulus setelah dipindah, kalau sudah begitu, ujung-ujungnya akan menjadi bangunan mangkrak,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Disperpar Tuban, Farid Achmadi mengungkapkan, rencana pemindahan itu sudah dilakukan sebelum melakukan pembangunan, termasuk kajian dari segi kesehatan dan ekonomis bakal pasar burung.
“Kami justru memandang dari segi managemenya, lokasi itu cukup bagus. Pasar itu hanya satu hari terpakai setiap minggunya. Kalau soal kesehatan tentu kami tidak akan memindahkan lalu melepas begitu saja. Secara berkala kami akan melakukan penyemprotan agar tidak ada penyakit yang mengancam baik dari burung ke sapi maupun sebaliknya kaarena lokasinya jadi satu,” jelas Farid Achmadi. (kim)