oleh

Komisi C Minta Dikpora Tangani Sekolah Rusak dan Kekurangan Ruang

image
Tri Astuti

kotatuban.com-Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban, Tri Astuti meminita Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) segera malakukan pendataan dan klasifikasi kekurangan ruang kelas dan sekolah rusak.

“Kekurangan ruang kelas dan sekolah rusak di Kabupaten Tuban lumayan banyak, ada juga yang klasifikasinya rusak berat,” terang Astuti, Selasa (12/01).

Astutik mengaku, dalam kunjungan kerja Komisi C disejumlah sekolah menemukan beberapa sekolah overload (kelebihan kapasitas). Meski tidak secara keseluruhan dalam satu sekolah, beberapa kelas memang sudah tidak standart atau ideal.

“Seperti kunjugan kita di sekolah Dasar Negeri Plumpang 1, ada ruang kelas yang sudah tidak dapat menampung siswanya,” terang Astuti.

Dia menjelaskan, disekolah yang dikunjungi terebut setidaknya membutuhkan tiga ruang kelas baru untuk mengatasi banyaknya siswa. Sebab jika tidak proses belajar mengajar tidak akan efektif karena siswa tidak nyaman.

“Jika terlalu sempit dan banyak siswa dalam satu kelas akan mempengaruhi kualitaas belajar mengajar. Kami harapkan dinas segera malakukan pendataan dan klasifikasi agar penambahan ruang kelas ini segera tertangani,” harapnya.

Ditambahkan Astuti, sekolah rusak maupun kekurangan ruang kelas menurut dirinya terdapat diseluruh kecamatan di Kabupaten Tuban. Dan ini perlu penanganan secara serius dari pihak terkait agar tidak berlarut-larut.

Sementara Itu Kepala Disdikpora, Sutrisno, dikonfirmasi mengaku akan segera menindaklanjuti jika terdapat ruang Kelas SD yang kurang. Sebab selama ini untuk jenjang SD justru banyak yang di merjer lantaran muridnya terlalu sedikit.

“Khusus SDN Plumpang 1 akan kami coba tinjau lapangan, apahak ada ruangan kelas yang kurang,” katanya.

Diakui Sutrisno, untuk sekolah rusak saat ini sudah tidak terlalu banyak. Dari jumlah total SD di bawah Dinas Pendidikan sebanyak 574 lembaga, tinggal 30 persen saja yang membutuhkan penanganan (perbaikan).

“Yang rusak tidak banyak, kalau jenjang SMP dan SMA kami akui kurang ruang, namun, lebih pada ruang penunjang, seperti laboratorium dan lainnya. Jika ada ruang kelas kurang memang sekolah itu dalam tahap pembangunan, artinya sekolah ini baru berdiri, seperti SMA Montong, Kerek dan sekolah lain yang baru-baru itu,” papar Sutrisno. (kim)