kotatuban.com-Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban meminta pemerintah meningkatkan program pengentasan buta aksara. Sebab, di Tuban jumlah buta aksara masih cukup tinggi.
Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaaten Tuban menyebutkan, sebanyak 15.000 warga Tuban buta aksara alias tidak dapat baca dan tulis. Sehingga, Tuban menjadi satu dari sepuluh kabupaten di Jawa Timur dengan kasus buta aksara tinggi.
“Dibandingkan dengan penduduk Tuban yang jumlahnya satu jutaan, 15.000 memang sedikit. Namun, buta aksara harus diperangi,” ujar Wakil Ketua Komisi C DPRD Tuban, Tri Astuti, Sabtu (23/01).
Astuti menjelaskan, Komisi C yang membidangi pendidikan terus mendorong Dinas Pendidkan memiliki program yang tepat untuk pelayanan pengentasan buta aksara ini.
Mnurut Astuti, banyak faktor yang membuat buta aksara d Tuban masih cukup banyak. Selain karena kesadaran berpendidikan, faktor kemiskinan.
“Kemiskinan bisa menjadi salah satu faktor, keterbtasan biaya ini tidak menutup kemungkinan seseorang putus sekolah. Dan ternyata angka buta huruf banyak ditemukan di daerah yang masih banyak ditemukan kemiskinan,” terangnya.
Disampaikan politisi asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu, meski saat ini program sekolah gratis terus dilakuan mulai dari pusat hingga daerah oleh pemerintah. Biaya pendidikan penunjang lainya yang tidak ditanggung pemerintah seperti seragam sekolah dan peralatan sekolah masih menjadi beban warga miskin.
“Sekolah memang digratiskan, namun, biaya lainnya seperti kebutuhan buku, peralatan sekolah dan lainnya juga harus ditanggung. Makanya ini juga harus menjadi perhatian lebih,” terang politisi wanita itu. (kim)