kotatuban.com – Terminal Kambang Putih Tuban atau Terminal Baru, yang berada di Jalan Semarang – Surabaya tepatnya di Desa Sugihwaras Kecamatan Jenu kian hari kondisinya kian memperihatinkan. Pasalnya, terminal tipe A tersebut disana-sini mengalami kerusakan dan terkesan jauh dari perawatan. Padahal saat penganggaran pembangunan terminal 2004 lalu terjadi tarik ulur antara DPRD Tuban dengan eksekutif. DPRD yang dimotori fraksi PKB dan PDIP secara terang-terang menolak usulan eksekutif untuk membangunan terminal dengan konsep terminal wisata itu. “Waktu itu kami sudah memprediksi akan menjadi begitu, tapi, eksekutif yang didukung sejumlah fraksi di DPRD tetap ngotot. Dan kami kalah suara, sehingga anggarannya bisa lolos,” terang HM Miyadi mantan anggota DPRD Tuban.
Bahkan, terminal yang dibangun delapan tahun yang lalu dengan biaya Rp 30,5 milyar dan bersumber dari APBD Kabupaten Tuban tahun 2004 tersebut sangat jarang disinggahi Bus AKDP (antar kota dalam provinsi) maupun bus AKAP (antar kota antar provinsi). Hal ini juga diperparah banyaknya calon penumpang yang enggan untuk masuk kedalam terminal tersebut.
Munaroh (31), salah satu penumpang yang ditemui kotatuban.com, Kamis (9/1) mengaku enggan menunggu bus di dalam terminal. Sebaliknya, perempuan asal Kabupaten Rembang tersebut lebih memilih menunggu bus di pinggir jalan depan terminal. ‘’Busnya ngak masuk ke dalam terminal kok mas, ya saya cari bus di sini saja,’’ tuturnya.
Terpisah, Kabag Humas Pemkab Tuban Sulistiyadi saat dikonfirmasi mengungkapkan, hingga saat ini pemerintah belum memiliki cara yang ampuh untuk menghidupkan terminal yang dibangun pada tahun 2004 yang lalu. ‘’Setiap tahun kami sudah menganggarkan biaya untuk perawatan terminal tersebut,’’ ungkapnya.
Didit, sapaan akrab Sulistiyadi mengatakan, hingga saat ini banyak kendaraan yang enggan masuk ke dalam terminal tersebut. Padahal, hidup tidaknya sebuah terminal itu tergantung kendaraan yang masuk ke dalam terminal. ‘’Pemkab sudah mempunyai rencana, tahun ini bakal memperbaiki managemen agar semua angkutan baik AKDP, AKAP, maupun anggutan dalam kota semuanya masuk ke dalam terminal. Sehingga, terminal bakal hidup,’’ pungkasnya. (duc)