kotatuban.com – Program “Jatim Gerbang Baru Nusantara” menjadi salah satu program unggulan pasangan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak dalam Pilkada Jawa Timur 2024. Program ini bertujuan untuk menjadikan Jawa Timur sebagai poros penghubung ekonomi antara kawasan barat dan timur Indonesia, sekaligus mendukung keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Konsep ini diharapkan dapat mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan memanfaatkan potensi besar Jawa Timur sebagai wilayah strategis.
Khofifah menjelaskan bahwa Jatim Gerbang Baru Nusantara dirancang untuk memanfaatkan jaringan infrastruktur yang sudah ada, seperti empat bandara komersial dan lebih dari 70 pelabuhan di Jawa Timur. “Jawa Timur memiliki keunggulan geografis dan infrastruktur yang dapat menjadi tulang punggung transportasi dan logistik nasional. Kami ingin memaksimalkan potensi ini untuk mendukung distribusi barang, jasa, dan pariwisata ke berbagai wilayah,” ungkap Khofifah dalam salah satu forum diskusi di Surabaya, beberapa waktu lalu.
Strategi Ekonomi yang Terpadu
Dalam rangka merealisasikan konsep Jatim Gerbang Baru Nusantara, pasangan Khofifah-Emil menekankan pentingnya pendekatan terpadu dalam pembangunan ekonomi. Penguatan konektivitas antarwilayah melalui jalur darat, laut, dan udara menjadi salah satu langkah utama. Selain itu, pengembangan kawasan industri berbasis potensi lokal juga menjadi perhatian serius. Salah satu contoh rencana strategisnya adalah pembangunan pusat logistik terpadu yang menghubungkan daerah-daerah hinterland dengan aktivitas pelabuhan utama.
Menurut Emil Dardak, langkah ini bertujuan tidak hanya untuk mempercepat distribusi barang, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional dan internasional. “Kami ingin memastikan setiap daerah di Jawa Timur mendapat manfaat langsung dari pertumbuhan ekonomi ini. Mulai dari wilayah pedalaman hingga daerah pesisir, semua harus mendapatkan dampaknya,” jelas Emil.
Selain konektivitas, pasangan ini juga mencanangkan investasi besar-besaran di sektor-sektor strategis seperti agribisnis, manufaktur, dan pariwisata. Dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif, Jatim Gerbang Baru Nusantara diharapkan mampu membuka peluang kerja baru dan memperbaiki taraf hidup masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan.
Tantangan dan Optimisme
Meski mendapat apresiasi, sejumlah tantangan juga dihadapi. Para pelaku usaha menyoroti pentingnya regulasi yang mendukung iklim investasi serta koordinasi lintas sektor yang lebih baik. Sinergi antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan swasta menjadi kunci keberhasilan program ini.
Menanggapi hal tersebut, Khofifah menyatakan optimisme bahwa program Jatim Gerbang Baru Nusantara mampu mengatasi hambatan yang ada. “Ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi tentang menciptakan kesejahteraan yang merata. Dengan kerja sama semua pihak, Jawa Timur bisa menjadi gerbang utama Indonesia menuju kemajuan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya.
Program ini bukan hanya sekadar visi ekonomi. Lebih dari itu, Jatim Gerbang Baru Nusantara menjadi simbol bagaimana pembangunan di Jawa Timur dapat dirancang untuk inklusi sosial, keberlanjutan, dan pemerataan manfaat hingga ke pelosok desa. Jika terwujud, Jawa Timur tidak hanya akan menjadi jantung ekonomi Indonesia tetapi juga model provinsi yang berhasil menghubungkan kemajuan dan kesejahteraan bagi semua kalangan. (co)