Kotatuban.com – Lembaga Pendidikan El Yamien Tuban menggelar festival Merawat Bumi dan Menyambut Bulan Suci di lingkungan SD Alam El Yamien, Minggu (19/3/2023). Festival dihadiri lebih dari 500 partisipan yang terdiri dari siswa siswi Play Group, Taman Kanak Kanak dan SD Alam El Yamien dan para undangan, baik dari wali murid maupun para pejabat terkait; dinas pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup,Dinas Pertanian, Dinas Sosial,serta undangan dari pemerintahan lainnya.
Festival ini, menurut ketua panitia, Nur Fitriatin Yamin, merupakan wujud implementasi dari kurikulum merdeka, dimana ketrampilan abad 21 (6 C: Character, citizenship,critical thinking,creativity,collaboration adn communication) menjadi utama. Karena pendidikan abad 21 adalah mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga global, maka anak didik dituntut untuk menjadi warga dunia yang memiliki karakter, memiliki pemikiran kritis, kreatif, mampu berkomunikasi dan bekerjasama.
“Melalui festival ini, anak-anak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan dirinya sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki,” ujar Nur Fitriatin Yamin.
Pada kegiatan tersebut Lembaga Pentidikan El Yamin juga menghadirkan Ms Esie dari Jerman sebagai bintang tamu. Ms Esie adalah Ambassador dari 17 global goals project yang bekerjasama dengan PBB. Selain sebagai duta PBB, Ms Esie adalah dosen bahasa Indonesia di Leipzig Universitas dan Humbolt universitas Zu Berlin jerman.
Dengan suara emasnya, Ms Esie menyanyikan lagu “Dunia dalam Bahaya” . Lagu yang di terjemahkan sendiri oleh Ms Esie ini membawa 17 pesan PBB yang meliputi no poverty, zero hunger, good health and weel-being, quality education, gender equality, clean water and sanitation, affordable and clean energy, decent work and economic groath, industry, innovaton and infra structure, reduced in equality, sustainable cities and communities, responsible consumption and production, climate action, live below water, live and land, peace and justice strong institution, partnership to achieve the goal.
Selain menyanyikan lagu “Dunia dalam Bahaya” dan menjelaskan maksud lagu tersebut, dia juga mengajak anak anak untuk mengurangi penggunaan Gadget. Melalui ceritanya yang berjudul, “Bintang ingin hidup di dunia”. Story telling ini sangat menarik perhatian anak-anak. Karena anak-anak dilibatkan dalam ceritanya dengan menemukan bintang di dalam apel yang dibelah. Selain itu, untuk anak-anak yang sudah bisa menulis, dilakukan diktasi untuk melihat sejauh mana daya tangkap terhadap cerita tersebut.
“Kelemahan daya tangkap anak anak terhadap proses diktasi, menurut dia adalah karena efek penggunaan gadget yang terus menerus, sehingga anak anak cenderung mengambil hal hal yang lebih mudah. anak anak menulis saja apa yang dia dengar tanpa mencoba memahami apa maksudnya,apalagi tata cara menulis,” jelas Ms Esie.
Story telling diakhiri dengan dancing mob yang diikuti seluruh hadirin. Selain itu, juga menyanyikan lagu Ramadhan Tiba karya Opick. Kegiatan ini didukung oleh walimurid dengan mengadakan bazar makanan tanpa pengawet dan memiminimalisasi penggunaan plastik, serta didukung beberapa sponsor diantaranya Nestle, santri, Telkomsel, Travel Umroh dan Haji Al Fajr. (duc)