oleh

LTNU Tuban Selenggarakan Bedah Buku “Agama NU Untuk NKRI”

kotatuban.com – Dalam rangka menambah wawasan agama dan keilmuan umat Islam khususnya warga NU Tuban, Lajnah Ta’lir Wan Nasr Nahdlatul Ulama (LTN NU) Tuban menyelenggarakan kegiatan bedah buku. Kali ini, buku yang dibedah berjudul “Agama NU Untuk NKRI”, karangan Akhmad Baso.  Sang penulis, Akhmad Baso, hadir langsung sebagai keynote speaker dalam kegiatan yang dilaksanakan di aula kantor Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Tuban, Minggu (26/1).

Hadir dalam kegiatan tersebut seluruh pengurus MWC NU se-Kabupaten Tuban, Badan Otonom NU, Ormas-ormas yang terafiliasi  dengan NU, kalangan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Tuban, serta aktivis organisasi ekstra kampus seperti HMI danPMII.

Selain menambah wawasan dan keilmuan, bedah buku tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan rasa nasionalisme warga NU terhadap NKRI. Sebab, menurut Akhmad Baso, penulis buku, berdirinya NKRI tak bisa dilepaskan dari peran para ulama-ulama NU yang saat itu gigih berjuang demi merebut kemerdekaan.   Pasca perang kemerdekaan pun, ulama-ulama NU terlibat sangat aktif dalam berbagai upaya mempertahankan kemerdekaan NKRI dari gangguan berbagai pihak, baik dari dalam maupun pihak luar yang belum rela atas kemerdekaan RI.

Sementara itu, sekretaris PCNU Tuban, Nur Faiqoh, dalam sambutannya menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh LTN NU tersebut. Pasalnya, melalui kegiatan seperti ini dapat mencetak warga NU lebih cerdas dan lebih berpengetahuan luas.

”Kami sangat mendorong banom-banom atau lembaga NU lainnya dapat melaksanakan kegiatan seperti ini,” ungkap Nur Faiqoh.

Lebih lanjut Faiqoh mengatakan, dengan adanya bedah buku “Agama NU Untuk NKRI” dapat meningkatkan jiwa nasionalisme warga NU. Sehingga, warga NU dapat mengawal NKRI yang lebih baik. ”Sejak muktamar NU di Situbondo hingga sekarang. NU Tetap tunduk pada pancasila dan UUD 45, dan  selalu membela keutuhan NKRI,” tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ahmad Baso mengharapkan agar  warga NU dapat meneladani ajaran dan sifat Sunan Bonang dan Sunan Kalijogo. Pasalnya, kedua wali tersebut sangat tinggi menjunjung nilai-nilai budaya Jawa. Sehingga, ajaran kedua wali tersebut sangat mudah diterima masyarakat yang waktu itu masih memeluk agama Hindu. ”Warga NU diharapkan dapat menjaga nilai-nilai tradisi atau budaya lokal yang tidak bertentangan dengan agama,” kata Akhmad Baso. (duc)