kotatuban.com-Puluhan Mahaswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tuban menggelar aksi unjukrasa peringati hari Sumpah Pemuda. Di hari bersejarah bagi pemuda itu, mahasiswa mendatangi sejumlah instansi menuntut pemerintah serius memperhatikan kesejahteaan petani di Kabupaten Tuban.
“Kami sebagian besar adalah anak petani, moment peringatan Sumpah Pemuda ini kami meminta pemerintah memperhatikan nasib petani yang sampai hari ini masih kesulitan,” kata Fathurrohman, korlap aksi, saat aksi di depan kantor Dinas Pertanian dan Petrnakan Tuban, Rabu (28/10).
Meurut mahasiswa, petani yang selama ini danggap sebagai salah satu penggerak ekonomi di Kabupaten Tuban nasibnya kurang diperhatikan. Salah satunya adalah ketersediaan pupuk yang kerap mengalami kelangkaan, yang kemudian berujung pada tingginya harga pupuk. Jika sudah begitu ongkos produksi pertanian akan tinggi sementara saat musim panen harga hasil pertanian anjlok tak terkendali.
“Pemerintah kami minta memiliki solusi, petani tidak dipersulit dengan kelangkaan pupuk, yang juga penting adalah pemerintah menjagaa stabilitas harga hasil pertanian,” tambah mahasiswa itu.
Selain itu, para mahasiswa juga menyampaikan beberapa tuntutan diantaranya, pemerintah serius tangani distribusi pupuk dengan pengawasan untuk menghindari kelangkaan, serta menjamin ketersediaan pupuk pada masa tanam. Dana hibah Gapoktan dipermudah administrasinya agar tidak menyulitkan petani, serta seimbangkan harga panen sesuai harga nasional.
Pantauan di lapangan, mahasiswa memndatangi kantor Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tuban, kemudian berjalan kaki menuju kantor Dinas Pereknomian dan dilanjutkan dengan mendatangi Kantor Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban.
Ketua DPRD Tuban, Miyadi, saat menemui mahasiswa berjanji akan menyampaikan tuntutan mahasiswa kepada pemerintah setempat.
“Kami akan menyampaikan apa yang menjadi tuntutan teman-teman mahasiswa dalam rapat dengan pemerintah,” kata Miyadi, di depan para mahasiswa.
Usai melakukan unjukrasa di DPRD, mahasiswa yang dikawal sejumlah petugas kepolisian itu kemudian membubarkan diri dengan tertib. (kim)