kotatuban.com-PT Semen Indonesia (Persero) Tbk membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan gas buang (Waste Heat Recovery Power Generation / WHRPG) pabrik Tuban kapasitas 30,6 MW. Proyek WHRPG ini merupakan Kerjasama antara PT Semen Indonesia dengan JFE Engineering Jepang, dengan nilai investasi sebesar Rp638 miliar.
Dirut Semen Indonesia Dwi Soetjipto, mengatakan, Proyek WHRPG akan dibangun di PT Semen Gresik (SG) pabrik Tuban I, Tuban 2, Tuban 3 dan Tuban 4.
“Proyek ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dalam satu area seluruh panas buang dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit listrik. Penggunaan teknologi ini merupakan yang kedua di perseroan. Sebelumnya, PT Semen Indonesia juga membangun di pabrik Indarung, Padang dengan kapasitas 8,5 MW dan sudah beroperasi pada tahun 2011,” kata Dwi.
Dwi menjelaskan, pembangunan WHRPG dengan kapasitas 30,6 MW ini akan dikerjakan selama 26 bulan, mulai Oktober 2014 dan direncanakan beroperasi pada akhir semester II tahun 2016. Cara kerja pembangkit listrik WHRPG sama dengan PLTU, yang membedakan adalah WHRPG tidak menggunakan batubara atau BBM untuk menghasilkan tenaga panasnya tapi menggunakan gas buang operasional pabrik.
“Dengan selesainya pembangunan proyek tersebut, maka akan mengurangi penggunaan listrik PLN sebesar 152 juta KWH per tahun. Dengan demikian perusahaan akan menghemat biaya listrik sekitar Rp120 miliar pertahun. Output yang dihasilkan WHRG sebesar 30,6 MW ini setara dengan sepertiga dari konsumsi listrik empat pabrik Tuban yang mencapai 140 MW. “Besarnya energi listrik yang dihasilkan mampu memberi nilai efisiensi yang cukup besar,” jelas Dwi Soetjipto.
Dwi Soetjipto menuturkan, selain efisiensi pada biaya listrik, nilai yang didapat adalah sumbangsih Semen Indonesia bagi lingkungan. Lewat WHRPG ini membuktikan bahwa pabrik yang dimiliki Perseroan di Tuban merupakan pabrik yang ramah lingkungan, dibuktikan dengan pengurangan emisi gas buang pada semua operasional pabrik.
“Jika dibangkitkan dengan bahan bakar sendiri setara dengan 130.000 ton Co2 dengan demikian dapat evesiensi energi yang kita butuhkan, karena energi panas sudah diserap oleh teknologi ini, maka gas buang yang panas itu bisa lebih ramah lingkungan,” terangnya.
Perseroan terus membangun kemandirian energi dengan memiliki pembangkit listrik sendiri. Hal ini sesuai dengan strategi perseroan yaitu Manage Energy Security sebagai salah satu aspek kritis yang harus dapat dikelola dengan baik untuk mewujudkan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan. (kim)