kotatuban.com-Perhitungan cepat lembaga survey hasil pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, pada 9 Juli lalu menimbulkan kebigungan sebagian warga.
Pasalnya, hasil survey yang disiarkan sejumlah media menunjukan ketidak jelasan pemenang Pilpres 2014. Sebab, dari lembag surve sebagian memenangkan pasnagan Prabowo-Hatta dan sebagian memenangkan pasangan Jokowi-JK.
Akibatnya, dari dua pasangan capres-cawapres itu belum bisa diketahui secara pasti pemangnya. Hal itu berbeda dengan hasil quick cound (penghitungan cepat) Pileg lalu. Saat itu semua lembag surve hasilnya sama, sehingga, tidak membingungkan.
Bahkan, sejumlah media juga tampak terbelah. Satu media menyebutkan, pasangan Calon Presiden (capres) Prabowo dan Hata Rajasa unggul, sementara di media lain pasangan Cares Joko Widodo dan Jusuf Kala lebih unggul.
Hadi Sujoko, (49) warga Desa Pucagan, Kecamatan Montong memgaku, dirinya bingung saat melihat hasil survey yang di siarkan disejumlah media televisi, karena setiap media mengunggulkan salah satu calon. “Bingung mas, tidak jelas semua,” kata joko.
Selain membingungkan, pria yang mengaku mendukung pasangan nomor dua ini juga menjadi tidak simpatik dengan pemberitaan tentang capres. Sebab, berita yang disiarkan menurutnya malah membuat keresahan di masyarakat. Karena, setiap pendukung calon mengklaim calonya menang.
“Ini bisa bikin keresahan mas, kalau semua mengaku menang nanti bisa musuhan itu,” tambah Joko.
Selain Joko, Warga lain bernama Muhammadun, juga sependapat dengan jika pemberitaan di televisi semakin tidak jelas saja
“Harusnya tivi itu memberikan informasi yag benar, bukan mengunggulkan siapa yang didukung saja. Samapai sekarang masyarakat masih bingung siapa yang menang sungguhan,” terang pria dua anak itu.
Menangapi hal tersebut, ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tuban, Kasmuri mengungkapkan, intinya KPU tentu akan melihat sebagai patokan adalah real cout (hitung sesungguhnya/manual) , bukan prediksi yang dilakukan oleh lembaga survey.
“Ini baru prediksi, ketetapanya masih akan menunggu itung mnual KPU dari berbagai jenjang,” kata Kasmuri.
Sememtara soal keresahan dimasyarakat terkait perbedaan survey tersebut, Kasmuri menjelaskan, hal tersebut baru pertama terjadi di Pemilu. Ini menjadi salah satu indikasi ada lembaga survey yang tidak independen.
“Kami minta masyarakat bersbar, jangan mempedulikan jika ada lembaga survey yang saling klaim menang antara dua calon, kita tunggu keptusan resmid ari KPU pada 22 Juli nanti,” imbau Kasmuri. (kim)