kotatuban.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diluncurkan pemerintah pada awal Januari 2014 yang lalu hingga sekarang belum banyak masyarakat yang mengenalnya. Seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Tuban, tidak lebih dari 10 persen masyarakat Tuban yang tahu apa itu BPJS.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban, Saiful Hadi saat dikonfirmasi kotatuban.com, Senin (17/6) pada acara pembukaan pratik komunitas kesehatan dan laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdatul Ulama (Setikes NU) di balai Desa Sambunggede, Kecamatan Merakurak.
”Di Tuban masyarakat yang faham tentang BPJS tidak lebih dari 10 persen dari total penduduk yang hampir 1 juta jiwa. Hal ini dikarenakan masih kurangnya sosialisasi terkait program tersebut kepada masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam waktu dekat ini Dinkes Tuban, pihak BPJS, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tuban akan melakukan koordinasi terkait dengan BPJS. Sehingga program pemerintah tersebut bisa dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat. ”Kami mau koordinasi bagaimana supaya BPJS tersebut bisa benar-benar manfaatnya dirasakan oleh masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut Saiful mengatakan, selain itu Dinkes juga masih harus menyiapkan sarana dan prasarana mulai dari Puskesmas sampai Rumah Sakit untuk mendukung program BPJS tersebut. Pasalnya, jika sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas tidak memadahi maka tidak akan dapat berjalan program BPJS tersebut. ”Kondisi Puskesmas yang ada di Tuban saat ini banyak yang belum mampu menjalankan program BPJS ini,” pungkasnya. (duc)