kotatuban.com - Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan Covid-19 berdampak pada berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pertanian dan ketahanan pangan. Karenanya, diperlukan langkah konkrit dan antisipatif dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional.
“Persiapan ketahanan pangan menjadi salah satu solusi penanganan pandemic Covid-19,” ungkapnya.
Hal itu ditegaskan Mentan RI saat menggelar video conference bersama sejumlah gubernur dan bupati/walikota se-Indonesia, termasuk Bupati Tuban, Fathul Huda yang didampingi sejumlah pejabat di Tuban, Selasa (12/05/2020).
Bertempat di area persawahan Desa Sugiharjo, Tuban, kegiatan ini juga diikuti Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP), Kabag UPKP Setda Tuban dan Camat Tuban.
Berdasarkan laporan BMKG, Negara Indonesia akan mengalami musim kemarau panjang yang berbeda dari tahun sebelumnya. Selain itu, organisasi pangan dunia (FAO) memaparkan akan terjadi krisis pangan global.
Menyikapi hal tersebut, Mentan RI mengajak gubernur, bupati/walikota, instansi terkait, bersama petani untuk bahu membahu dan bergotong royong dalam ketahanan pangan. Mentan RI menginstruksikan sejumlah langkah yang dapat dilakukan.
Pertama, melakukan penanaman lebih cepat di bulan Mei dan Juni. Jika sudah panen segera tanami kembali untuk mengejar musim hujan yang masih ada.
Kedua, percepatan penyaluran sarana dan prasarana untuk menunjang penanaman, meliputi alat pertanian, pupuk maupun obat lain yang diperlukan. Ketiga memastikan ketersedian luas tanam dan prediksi hasil panen.
Selain itu, perlu diperhitungkan jenis tanaman, pengaturan air dan kemungkinan gagal panen. Keempat, optimalisasi alat teknologi pangan untuk mendorong peningkatan jumlah panen dan kualitasnya.
Sementara itu, Bupati Tuban, Fathul Huda melaporkan pada masa pandemic Covid-19 produksi pertanian di Kabupaten Tuban tidak mengalami penurunan. Pada bulan April ini hasil panen mencapai 108.704 ton setara beras 68.435 ton atau surplus 81.22 persen.
“Diprediksi hingga akhir tahun 2020 akan surplus hingga 60,49 persen,” ungkapnya. Adapun luas tanam pada tahun 2020 mencapai 120 hektar.
Sedangkan ketersedian komoditas jagung tahun 2020 mencapai 482.480 ton. Luas tanam areal jagung seluas 107.527 hektar. Tidak hanya itu, saat ini Kabupaten Tuban juga tengah mengembangkan benih jagung berbasis korporasi petani.
“ini menjadi capaian yang membanggakan. Sehingga benih jagung tidak lagi impor, bahkan diharapkan dapat diekspor,” (ims)