Kotatuban.com – Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Wakil Bupati Tuban Riyadi, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI), Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim, didampingi jajaran kementerian Koperasi dan UKM serta instansi terkait melaksanakan panen padi di Desa Senori Kecamatan Merakurak. Sabtu (8/7/2023).
Panen tersebut dilaksanakan dalam rangka Hari Ulang Tahun Serikat Petani Indonesia ke 25 dan Hari Koperasi ke 76. Panen dilaksanakan di lahan seluas 1000 hektar Kawasan Daulat Pangan Serikat Petani Indonesia, di Desa Senori Kecamatan Merakurak yang ditanam bersama Presiden Joko Widodo 6 april lalu yang menggunakan metode agro ekologi atau minim penggunaan pupuk kimia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, panen yang dihasilkan biasa mencapai 6 ton. Ini sesuai instruksi presiden, wilayah tersebut juga akan menjadi pilot projek pertanian model agro ekologi dengan penggunaan pupuk organik. Model pengembangan menggunakan bisnis koperasi dengan skema yang ditawarkan adalah, dana bergulir koperasi dengan pinjaman KUR untuk biaya tanam.
“1000 hektar yang ada akan jadi lahan untuk pilot project pengembangan agro ekologi, dan bisa menciptakan kawasan suplai pangan nasional,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kepastian pasar dan harga terbentuk lewat ekosistem yang dihadirkan oleh program koperasi pertanian model bisnis. Untuk itu, integrasi dilakukan dengan Kementerian Pertanian, Serikat Petani, dan Kementerian Koperasi dan UKM. Selain itu, juga komitmen dari pemerintah daerah dan petani itu sendiri.
Teten Masduki juga mengingatkan, membangun kelembagaan koperasi harus dengan disiplin dan komitmen, sehingga program dapat berhasil dengan baik. “Kalau model bisnisnya begini berhasil, Insyaallah tak hanya peningkatan ekonomi petani saja, namun juga mampu penyuplai kebutuhan beras nasional hingga 37 juta ton per tahun, atau 2,5 juta ton per bulan,” jelas Teten.
Ditempat yang sama, Ketua Serikat Petani Indonesia Hendri Saragih mengatakan, sesuai perintah Presiden untuk menghadapi el nino, dan ancaman kekeringan, petani harus segera menanam padi, agar produksi beras tetap aman. “Hasil dari instruksi tersebut telah dilaksanakan dengan baik oleh petani Desa Senori Merakurak Kabupaten Tuban,” terang Hendri. Ia melanjutkan, keberhasilan tanam model agro ekologi juga terlihat dari hasil panen yang meningkat, yaitu dari 5 ton menjadi 6 ton.
Terobosan penggunaan pupuk organik yang diproduksi secara mandiri oleh petani setempat, menjadikan desa tersebut pantas dipilih sebagai pilot project program agro ekologi. Lebih lanjut, hendri perpesan kepada petani soal program koperasi pertanian dari Kementerian Koperasi dan UKM, yang harus disambut baik oleh petani setempat. “Muaranya, adalah kesejahteraan bagi petani,” tukasnya.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky mengatakan, Pemkab Tuban berkomitmen akan terus mendukung program yang menyejahterakan petani. Seperti program koperasi pertanian yang diinisiasi oleh kementerian Koperasi dan UKM. Menurutnya, program tersebut akan menyelesaikan beberapa persoalan yang ada di bidang pertanian. “Khususnya permodalan, pupuk, hingga pemasaran akan terselesaikan,” ucap Mas Lindra.
Petani diharapkan bisa memaknai seluruh kebijakan tersebut dengan melaksanakan program dengan serius. Apalagi, apa yang telah dimulai oleh presiden 6 april lalu telah menunjukkan keberhasilan, yaitu dengan meningkatnya produksi panen. “Pada akhirnya, program ini mengajak petani untuk kembali ke alam. Dan terbukti, jika kita baik memperlakukan alam, ada timbal baliknya, yaitu peningkatan hasil panen menggunakan pupuk organik,” jelentrehnya.
Model agro ekologi telah menjadi jawaban dan solusi konkret atas mulai rusaknya ekosistem sawah, dan memburuknya kondisi tanah akibat penggunaan pupuk kimia. “Kebijakan tersebut juga sejalan dengan visi misi yang tengah dijalankan Pemerintah Kabupaten Tuban, yaitu membangun serta mewujudkan tuban sejahtera, berkeadilan, berbudaya, berdaya saing dan berbasis lingkungan melalui ‘mbangun deso noto kutho’,” tutup Mas Lindra. (duc)