kotatuban.com-Pasca pengumuman kelulusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Tuban tetap melakukan corat coret baju seragam mereka. Aksi corat-coret baju seragam sekolah mereka untuk merayakan kelulusan. Mereka tidak segan menyemprotkan cat berbagai warna ke baju yang dikenakan sebagai ekspresi kegembiraan setelah mendapatkan informasi kelulusan.
Meski hal itu dilarang, namun, kalangan pelajar SLTA itu tetap melakukan. Aksi corat-coret baju seragam pasca kelulusan itu seakan menjadi ritual tahunan yang wajib mereka lakukan.
Seperti yang dilakukan sekelompok pelajar salah satu SMK suwasta di Tuban. Tidak jauh dari sekolah mereka, para pelajar mencoretkan spidol dan saling memberikan tandatangan di baju seragam berwarna putih dan abu-abu. Menurut mereka hal tersebut dilakukan untuk kenang-kenangan setelah lulus SMA.
“Merayakan kelulusan mas, sekalian ini bajunya untuk kenang-kenangan setelah lulus SMA nanti,” ujar Frengki (18) salah seorang peajar SMK di Tuban.
Sebenarnya aksi coret baju dan konvoi di jalan sudah dilarang oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Tuban, dan himbauan tersebut telah disampaikan ke seluruh sekolah di Tuban. Namun, rupanya aksi coret baju saat lulus sudah membudaya dan sulit untuk ditinggalkan para pelajar.
Sejumlah pelajar beralasan, selain untuk kenang-kenangan aksi mereka tersebut hanya ikut-ikutan karena kakak kelas mereka yang sudah lulus lebih dahulu juga melakukan hal yang sama.
“Ikut-ikutan saja mas, saya malah tidak tahu kalau coret baju seperti ini dilarang, kalau yang saya tahu konvoi itu yang dilarang karena membahayakan,” kata Andi, pelajar lain yang juga ikut aksi coret baju seragam.
Aksi coret-coret baju seragam tidak hanya dilakukan oeh pelajar laki-laki. Sejumlah pelajar perempuan juga tidak ketinggalan mencoret bajunya hingga tak nampak seperti seragam, salah satunya adalah Indah (18), pelajar yang ditemui kotatuban.com di kawasan Jalan Brawijaya, Kota Tuban.
Pelajar bertubuh munggil ini mengaku, ikut mencoret baju seragamnya karena dia merupakan salah satu peserta ujian nasional yang sudah dinyatakan lulus UN, dan mencoret baju adalah salah satu cara untuk merayakanya.
“Merayakan kelulusan mas, juga balas dendam sama seragam sekolah ini,”
katanya sambil tertawa dan langsung berlalu mengendarai motornya untuk melajutkan konvoi.
Sementara itu, kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora), Kabupaten Tuban Sutrisno, dikonfirmasi kotatuban.com melalui ponselnya mengatakan, jauh hari himbauan dan larangan untuk aksi coret seragam maupun konvoi sudah dilakukan, namun masih ada saja anak-anak yang mencuri kesempatan untuk melakukan aksi coret baju seragam tersebut.
“Kami sudah menyampaikan kepada seluruh sekolah, namun namanya anak-anak biarpun dilarang karena alasan merek kuat untuk kenangan semasa sekolah ya masih ada saja yang melakukan itu,” kata Sutrisno.(kim)