kotatuban.com– Pasca terjadinya unjuk rasa belasan mahasiswa Universitas Terbuka Tuban beberapa waktu lalu, kegiatan di kampus UT Tuban kembali berjalan normal seperti biasa. Saat ini, pihak kampus UT Tuban mengaku tengah berkonsentrasi pada kegiatan kuliah umum sekaligus penyerahan kendaraan operasional yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara, Pratikno Februari mendatang.
Muhammad Ansori, Wakil Ketua UT Tuban kepada kotatuban.com, mengatakan secara umum pihaknya dapat mengerti apa yang menjadi keluhan mahasiswa, namun pihaknya memastikan bahwa segala kebijakan yang diambil dalam mengelola UT Tuban selalu mengacu dan berpedoman pada aturan yang berlaku.

“Sebagai bagian dari Universitas Terbuka, tentu kami mengacu dan selalu berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan pusat. Mengenai besaran SPP dan segala kewajiban lainnya juga telah sesuai dengan buku pedoman pengelolaan UT yang dikeluarkan pusat, dan itu transparan serta langsung masuk ke kas pusat”, kata Ansori.
Disinggung tentang sistim pembayaran SPP dan kewajiban pokok lainnya, Ansori mengakui bahwa UT Tuban menetapkan kebijakan pembayaran lunas di awal semester. Hal tersebut, kata Ansori, agar mahasiswa mendapatkan buku materi kuliah secara lengkap, serta mulai semester III para mahasiswa bisa mendapatkan beasiswa. Sebab, lanjut Ansori, jika uang kuliah dibayarkan per bulan, maka mahasiswa tidak akan mendapatkan buku materi kuliah.
“Kami menetapkan pembayaran lunas di awal, semata-mata bertujuan agar mahasiswa bisa mendapatkan buku materi kuliah secara lengkap, sebab jika dibayar tiap bulan, maka kami tidak bisa mendrop buku materi kuliah”, terang Ansori.
Lebih lanjut tentang adanya uang asuransi yang sempat disinggung dalam tuntutan demonstrasi mahasiswa UT Tuban, Ansori mengatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk memberikan proteksi bagi mahasiswa. Namun jika kebijakan tersebut dirasa memberatkan, pihaknya tidak keberatan untuk mengevaluasi kebijakan tersebut.
“Soal asuransi, jika memang dirasa memberatkan ya akan kami pertimbangkan kembali. Namun tentu para mahasiswa akan kita ajak bicara. Jikalau lebih banyak yang mendukung, tentu akan kita lanjutkan, namun kalau tidak disetujui ya bias kami pertimbangkan kembali”, kata Ansori.
Di sisi lain, Ansori kembali meminta para mahasiswa untuk memahami betul sistem perkuliahan yang diterapkan oleh Universitas Terbuka. Untuk diketahui, mahasiswa UT mempunyai fleksibilitas sendiri dalam belajar dan menempuh studi. Kuliah di UT, selain bisa dilakukan sambil bekerja, juga tidak perlu meninggalkan tempat tinggal. Kuliah bisa dilakukan secara online maupun on air. Tapi untuk semester I dan II, tiap minggu ada tatap muka antara mahasiswa dan para dosen pembimbing.
“Mohon dipahami secara benar bagaimana konsep dan sistem pembelajaran di UT. Hal-hal yang sekiranya belum dipahami dapat ditanyakan lebih lanjut kepada kami. Tapi apapun, kami menghargai segala masukan dari para mahasiswa. Tentunya hal tersebut akan kami konsultasikan kepada pihak pusat selaku pengambil kebijakan sentral,” pungkas Ansori. (co)