
kotatuban.com-Memasuki musim tanam padi tahun ini, dirasa cukup berat bagi petani di Kabupaten Tuban. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), bersamaan dengan musim tanam membuat petani bertambah berat. Selain harus memenuhi modal untuk tanam, harga kebutuhan sehari-hari juga terus naik.
Para petani berharap, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar penderitaan mereka tidak terlalu berat. Salah satunya bantuan modal maupun kridit lunak bagi petani, agar mereka dapat melakukan tanam padi tepat waktu.
“Waktu hujan turun, ini berati mulai menanam padi, tidak hanya butuh modal untuk beli bibit padi, tapi juga modal untuk perawatan dan tenaga penggarapnya, ” ujar Sugeng (48), petani asal Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, Tuban.
Menurutnya, selama ini program pemerintah untuk petani yang sering digembar-gemborkan belum sekalipun menyentuh dirinya maupu kebanyakan petani lain. Karena selama menjadi petani sejak puluhan tahun, sekali pun belum pernah merasakan bantuan dari pemerintah.
“Kecewa sama pemerintah, karena selain tidak adanya bantuan modal untuk petani, pembinaan pun juga tidak ada,” keluh bapak tiga anak itu.
Sugeng berharap, pemerintah serius dalam penanganan program yang berhubungan dengan pertanian, terutama saat menjelang musim tanam dan masa tanam. Sebab selama ini bantuan petani masih dinilai tidak tepat sasaran.
“Katanya pemerintah ada bantuan untuk para petani termasuk modal atau pupuk, tapi sudah puluhan tahun jadi petani saya belum pernah dapat,” akunya.
Untuk diketahui, meski harga pupuk maupun bibit padi sejauh ini tidak ada perubahan harga, namun, biaya tanam dan buruh tani mengalami kenaikan. Hal itu membuat para petani harus mengeluarkan biaya ekstra dibanding musim sebelumnya. (kim)