kotatuban.com-Kaum nelayan merasakan masa sulit atau ‘plaip. Mereka tidak berani melaut lantaran ombak dan cuaca yang tidak menentu. Bahkan, jika mereka nekat hasil tangkapan ikan menurun drastis, sehingga, kebanyakan nelayan di Tuban lebih memilih istirahat dari pada melaut.
Warnadi (45), nelayan asal Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang mengaku jika cuaca baik hasil tangkapan ikannya bisa mencapai 50 kilogram tiap harinya. Saat ini jumlah tangkapannya itu jauh menurun.
Ia mengaku hanya bisa mendapatkan ikan sekitar 10 kilogram tiap harinya. Itupun dia lakukan dengan menggunakan jaring di pinggir laut bersama anaknya, Farid (19). Karena untuk melaut dengan perahu tidak berani, karena cuaca dan ombak di laut tidak menentu.
“Saya belum berani melaut lagi, sebab cuaca sedang buruk. Anginnya datang dari arah barat,” tuturnya, Jumat (3/1).
Untuk sementara ini perahu yang biasa digunakan melaut ia parkir di pantai. Selain hanya sekedar menjaring ikan di pinggir pantai, jika waktu luang ia pergunakan untuk memperbaiki perlatan melaut.
Hasil dari menjaring ikan, lanjutnya, memang tak seberapa dibanding menggunakan perahu. Ikan di pinggir lau hasil tangkapannya kecil dan jika dijual hanya bisa mencapai Rp 15.000 per kilogramnya. Kendati demikian, hal ini terpaksa ia lakukan guna menyambung hidup keluarganya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Nelayan Kabupaten Tuban, Faisol (45) menambahkan minimnya nelayan yang melaut mengakibatkan harga ikan di pasaran kini melambung tinggi. “Contohnya ikan tengiri, saat ini dijual Rp 55.000 perkilogramnya. Harga sebelumnya hanya Rp 45.000,” kata Faisol.
Kenaikan harga ini, lanjut Faisol, terjadi pada seluruh jenis ikan di pasaran. Rata-rata naiknnya harga ikan mencapai 15-20 persen dari harga sebelumnya. Menurutnya, kenaikan harga ini akan terus terjadi hingga seminggu kedepan karena hasil tangkapan ikan masih minim. (ros)