Paceklik, Nelayan Terjerat Rentenir

kotatuban.com – Cuaca buruk beberapa minggu terakhir membuat sebagian besar nelayan yang ada di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban paceklik. Hal ini membuat warga tidak ada pilihan lain kecuali meminjam uang kepada rentenir untuk kebutuhan sehari-hari.

Perahu nelayan yang sudah beberapa hari tidak melaut
Perahu nelayan yang sudah beberapa hari tidak melaut

Syukur (38) salah satu nelayan asal Karangsari saat ditemui kotatuban.com, Senin (20/1) mengungkapkan, saat cuaca buruk seperti ini nelayan tidak memiliki penghasilan yang memadahai. Sehingga, untuk kebutuhan hidup sehari-hari jalan satu-satunya melakukan pinjam uang kepada rentenir walaupun bunganya cukup tinggi, yakni sekitar 15 persen perbulannya. ”Ya, walaupun bunganya cukup tinggi tetap kita lakukan, soalnya pinjam di rentenir itu lebih mudah, hanya bermodal foto copy KTP saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut Syukur mengatakan, pada musim cuaca buruk seperti ini banyak rentenir yang menawarkan pinjaman uang kepada masyarakat. Sedangkan, besar pinjaman bervariasi, jika pelanggan baru bisa pinjam kisaraan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Sedangkan, untuk peminjam yang sudah berlangganan bisa pinjam antar Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Selain itu, untuk pembayaran tergandung dari kesepakatan peminjam dengan pemilik uang.

”Cara mengangsur ada yang dicicil setiap minggu pokop pinjaman dengan bunganya, ada juga yang setiap minggu hanya membayar bunganya saja. Bahkan, ada juga yang dibayar bareng pokok pinjaman beserta bunganya,” tutur dia.

Hamid (31) salah satu nelayan lain mengungkapkan, para nelayan tersebut pinjam kepada rentenir karena terpaksa. Pasalnya, satu-satunya jalan yang dapat dilakukan para nelayan saat cuaca buruk seperti ini hanya pinjam kepada rentenir. ”Kitakan butuh makan untuk sehari-hari, juga butuh kebutuhan untuk anak-anak sekolah. Sehingga, yang palling mudah hanya pinjam rentenir,” tandasnya.

Menurutnya, pada saat musim cuaca buruk seperti ini yang bisa dia lakukan hanya memperbaiki peralatan tangkap ikan saja, seperti jala, perahu, dan perlengkapan lainnya. Pasalnya, para nelayan untuk mencari pekerjaan lain juga sulit. ”Cari kerjaan lain sulit mas, yang bisa saya lakukan ya hanya memperbaiki perlengkapan tangkap saja, sampai laut normal kembali,” pungkasnya. (duc)

Leave A Reply

Your email address will not be published.