kotatuban.com-Hasi hitung cepat sejumlah pihak terhadap Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Tuban, yang dilaksanakan serentak 9 Desember kemarin angka Golput dan partisipasi hanya selisih beberapa angka. Partisipasi warga menjadi sorotan.
Muncul anggarap rendahnya partisipasi disebabkan sosialisasi yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tuban tidak efektif sehingga tidak mampu menjaring partisipasi warga Tuban untuk menggunakan hak pilihnya.
“Dari sisi pandang kami sebagai pengawas, tingginya Golput bisa jadi sosialisasi yang tidak banyak atau belum mampu memberikan pengaruh kepada warga agar datang ke TPS,” ujar Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Tuban Sulamul Hadi, Kamis (10/12).
Dijelaskan Hadi, hasil hitung yang dilakukan dari jumlah DPT Kabupaten Tuban yang mencapai 93.8113 pilih, yang datang ke TPS hanya 52 persen atau 48.8282 sedangkan sisanya 48 persen adalah Golput atau tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 44.9831.
“Ini termasuk rendah, dibanding Pilkada tahun 2011. Saat itu Golput hanya 23,76 persen dan warga yang menggunakan hak pilihnya mencapai 76,24 persen,” kata Hadi.
Terpisah, komisioner KPUD Tuban Divisi Sosialisasi, Yayuk Dwi Agus Sulistyo Rini yang dikonfirmasi soal sosialisasi yang dinilai belum mampu menyentuh seluruh lapisan masyarakat, pihaknya memastikan jika sosialisasi yang dilakukan sudah maksimal. Selain itu sosialisasi juga sudah dilakukan oleh jajarannya hingga tingkat bawah hingga hari pelaksanaan coblosan.
“Saya pikir sosialisasi yang dilakukan KPU sudah maksimal, bahkan kami masih sosialisasi saat coblosan dan meminta warga menggunakan hak pilihnya melalui mushola dan masjid, setelah berkeliling sore hari sebelumnya,” jawab Yayuk.
Pernyataan berbeda justru diungkapkan Ketua DPRD Tuban Miyadi, menyikapi minimnya partisipasi masyarakat. Menurutnya, minimnya partisipasi lebih disebabkan kurangnya kesadaran berpolitik masyarakat. Sehingga mereka enggan datang ke TPS dan memilih melakuka aktifitasnya masing-masing dari pada menyalurkan hak pilihnya.
“Kalau saya menyikapi kesadaran berpolitik masyarakat yang masih rendah,” kata Miyadi.
Namun begitu, Miyadi cukup bangga dengan sebagian warga Tuban yang masih mau datang ke TPS. Sebab, pilkada Tuban tahun ini menurut pengamatanya cukup bersih dari aksi kecurangan. Bahkan tidak ada indkasi politik uang. Dan dia menyimpulkan partisipasi warga sebanyak 52 persen itu murni atas kesadaran sendiri.
“Saya mengapresiasi 52 persen warga Tuban yang mau datang ke TPS, dan yang saya ketahui tahun ini bersih sehingga yang ke TPS itu murni kesadaran bukan karena ada vitamin (politik uang),” sebut Miyaadi (kim)