kotatuban.com – Holcim Indonesia mencatat penurunan pendapatan sebanyak 5%, menjadi Rp 2.25 triliun, dengan penurunan volume sebesar 7% di tiga bulan pertama 2015 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014.
Penurunan tersebut dikarenakan pasar semen Indonesia yang melemah. Permintaan semen nasional menurun hingga 13,9 juta ton dibandingkan dengan pertumbuhan sebesar 4% atau 14,3 juta ton selama kuartal pertama tahun lalu.
CFO Holcim Indonesia, Kent Carson, mengatakan, biaya produksi dibandingkan dalam periode yang sama telah terjadi peningkatan, yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, tanaga kerja dan harga bahan baku secara umum, serta biaya-biaya peningkatan kapasitas dan penambahan fasilitas produksi di Holcim Indonesia.
”Harga bahan baku lebih tinggi 30%, biaya tenaga kerja lebih tinggi 27%, dan biaya listrik telah meningkat secara terus menerus selama 2014 hingga lebih dari 60%. Kenaikan-kenaikan ini terlihat dari penurunan laba kotor sebanyak 23% dari Rp 689 miliar menjadi Rp533 miliar. Melemahnya pasar yang menyebabkan penurunan pada volume penjualan, tidak membuat biaya penjualan dan distribusi berubah,” ungkapnya.
”Industri semen secara keseluruhan mengalami tantangan berat dengan kondisi ekonomi yang mengalami penurunan, serta kekosongan stimulus belanja fiskal yang diharapkan untuk peningkatan infrastruktur sejauh ini,” pungkasnya. (duc)