Kotatuban.com – Tinggal selangkah lagi penghargaan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia didapatkan Moh.Thohiron,S.Kep.Ns. Penghargaan tenaga medis dan tenaga kesehatan tahun 2024 itu bakal diraih pria yang sehari-hari bekerja di UOBF Puskesmas Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban karena pengabdiannya kepada masyarakat.
“Alhamdulillah saat ini saya sudah masuk tiga besar dalam pemilihan tenaga kesehatan teladan tingkat nasional. Dan pada 12-17 Agustus nanti telah diundang ke Jakarta tepatnya di Swissotel Jakarta PIK Avenue untuk pengunguman juara 1,2, dan 3 sekaligus penerimaan penghargaan,” ujar pria kelahiran Bojonegoro 55 tahun yang lalu itu saat ditemu di kediamannya Desa Tahulu, Kecamatan Merakurak, Selasa (6/8/2024).
Menurutnya, mendapatkan penghargaan dari Kemenkes tersebut tidak ada dalam bayangan maupun angan-angannya. Namun, mengikuti lomba bergengsi tingkat nasional untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan tersebut merupakan perintah pimpinan dimana 26 tahun dirinya mengabdi.
“Awalnya saya secara pribadi tidak ada niat untuk mengikuti lomba ini. Dan saya diprintah pimpinan untuk mengikuti lomba pada kategori pengabdian tanpa batas akhirnya saya mengikuti. Bagi saya pengabdian kepada masyarakat itu panggilan hati,” ujar pria yang aktif di MWC NU Merakurak itu.
Thohiron menceritakan bahwa dirinya berawal pada tahun 1992 ditugaskan pada Puskesmas Pembantu Bancang, Desa Tahulu, Kecamatan Merakurak. Pada saat itu kesadaran masyarakat untuk berobat secara medis cukup minim. Selain itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan dan kesehatan juga masih minim.
“Ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya fasilitas kesehatan cukup jauh kurang lebih berjarak 7,3 kilometer. Ditambah lagi jalan belum beraspal, aliran listrik juga belum masuk. Dan hal ini juga berakibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam memperoleh Pendidikan, dulu sangat jarang ada anak yang sekolah SMP,” kenangnya.
Berawal dari keperihatin rendahnya Pendidikan masyarakat, pada tahun 1994 Thohiron bersama tokoh masyarakat mendirikan Yayasan Nurul Huda Becok. Lembaga tersebut kemudian mendirikan SMP Nurul Huda, dan sampai saat ini telah memiliki lembaga Pendidikan formal MI, TK, dan KB. Sedangkan, untuk lembaga nonformal ada diniyah dan TPQ.
“Dan saya mulai 2004 sampai sekarang menjabat sebagai ketua. Lembaga Yayasan Nurul Huda saat ini memiliki siswa 406 siswa dari semua lembaga Pendidikan formal yang ada. Untuk mengembangkan lembaga ini kami merangkul semua kalangan masayarakat dari berbagai profesi mulai wartawan, guru, PNS, petani, pengusaha, dan berbagai profesi lainnya,” terang perawat teladan tingkat Kabupaten Tuban tahun 2012 itu.
Tidak hanya itu, Thohiron bersama tokoh masyarakat pada tahun 2007 lalu juga menginisiasi berdirinya Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) Tirto Moro Becok. Pendirian HIPPAM ini berawal dari rasa keperihatinan kepada masyarakat Becok Desa Tegalrejo dan Bancang Desa Tahulu dan sekitarnya untuk memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari.
“Dulu untuk memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat itu saat musim kemarau harus ke sungai yang jaraknya tidak kurang 3 kilometer. Dan pada saat musim penghujan untuk kebutuhan air sehari-hari masyarakat menggunakan air hujan,” cerita pria yang akarab dipanggil Pak Manteri itu.
Alhamdulillah saat ini, lanjut Thohiron mengatakan masyarakat Becok, Bancang, dan sekitarnya dengan adanya HIPPAM Tirto Moro ini tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan, saat ini bisa melayani 1.189 SR (Sambungan Rumah) dan kurang lebih dimanfaatkan 4.756 jiwa.
“Kalau di HIPPAM ini saya menjadi penasehat. Bagi saya menjadi seorang perawat adalah tugas utama, namun mengabdi dan memberi manfaat terhadap sesama adalah panggilan jiwa,” pungkasnya. (duc)