kotatuban.com-Setelah tim ahli dari Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) berhasil menyambung kembali FSO Cinta Natomas dengan SBM (Single Buoy Mooring) pengiriman minyak normal kembali.
“Setelah selang penyalur minyak berhasil disambungkan, pengiriman minyak dari CPA Mudi ke FSO Cinta Natomas bisa langsung dilakukan dan kembali normal, sekitar 50.000 barel per hari,” kata General Manager JOB P-PEJ Eddy Frits Dominggus, Senin (3/2)
Eddy menjelaskan, produksi minyak 50.000 (BPH) itu berasal dari beberapa lapangan yaitu JOB P-PEJ (Sukowati dan Mudi), PEPC (Banyu Urip), Pertamina EP Asset-4 (Tiung Biru dan Cepu).
Seperti pernah diberitakan, Johannes Widjonarko (Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas) menyatakan, cuaca buruk pada akhir Januari lalu mengakibatkan produksi minyak bumi nasional sempat turun hingga 745.000 barel per hari dari kondisi normal sekitar 825.000-830.000 barel per hari..
Kehilangan potensi produksi terbesar terjadi karena putusnya tali pengikat kapal floating storage and offloading (FSO) Cinta Natomas dari alat tambatnya yang juga disebabkan terjadi force majeure (keadaan kahar) akibat cuaca buruk di perairan laut Jawa.
Gempuran gelombang lebih dari 4 – 5 meter dengan kecepatan angin 25 knot mengakibatkan putusnya mooring hawser (tali pengikat) FSO Cinta Natomas. Buntutnya, sambungan selang minyak ke FSO Cinta Natomas juga putus.
Tak ayal, pengiriman minyak ke FSp Cinta Natimas terhenti. Meski begitu, JOB PPEJ mampu mencegah terjadinya shut down (penghentian operasi total). JOB PPEJ hanya menurunkan kapasitas produksi dari beberapa lapangan sesuai daya tampung tersisa di CPA Mudi.
Karena itu, negara tidak harus kehilangan total 50.000 barel minyak per hari, tetapi hanya kehilangan potensi 30.000 barel minyak per hari dari wilayah kerja yang dikembangkan JOB PPEJ, Mobil Cepu Limited, dan Pertamina EP Cepu.
“Dengan keberhasilan penyambungan kembali FSO Cinta Natomas dengan Single Buoy Mooring kehilangan potensi produksi minyak bisa dihentikan. Produksi kini mulai normal. Produksi yang tadinya harus ditekan karena menyesuaikan dengan kapasitas tersisa di CPA Mudi, kini bisa digenjot kembali,” kata Eddy Frits.
Penyambungan ini, lanjut Eddy Frits, dilakukan setelah para teknisi mampu menemukan “jendela” yakni cuaca normal untuk beberapa jam dalam satu hari yang memungkinkan mereka masuk melakukan perbaikan serta penyambungan selang minyak yang putus akibat cuaca buruk.
“Saya memberi apresiasi pada teman-teman yang bisa bekerja cepat dan cermat saat cuaca membaik untuk beberapa jam,” kata Eddy Frits.
Dengan tuntasnya penyambungan selang minyak itu, tambah Eddy Frits, lapangan Sukowati, Tiung Biru dan Cepu serta Banyu Urip juga sudah dapat melakukan pengiriman minyak mentah ke CPA Mudi, yang akan dilanjutkan ke FSO Cinta Natomas.(8). (ros)