kotatuban.com – Pembatasan pembelian solar bersubsidi yang dilakukan Pertamina mulai hari ini, Senin (04/08) membuat para nelayan resah. Pasalnya, saat ini Pertamina memberikan batas waktu untuk konsumen yang akan melakukan pembelian solar bersubsidi, yakni mulai pukul 08.00 sampai 18.00 Wib.
Juwarsono (52) salah satu nelayan Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban saat ditemui kotatuban.com, Senin (04/08) mengungkapkan, bahwa nelayan sangat keberatan dengan adanya pembatasan solar bersubsidi tersebut. Sebab, sebelum adanya pembatasan pembelian solar bersubsidi, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sering kali telat.
”Kalau waktu pembelian solar di SPBU dibatasi saya khawatir kalau nelayan akan sering tidak kebagian solar. Karena saat ini nelayan sering kali tidak dapat solar bersubsidi tersebut,” ungkapnya.
Menurutnya, untuk saat ini harga solar bersubsidi di SPBU Rp 5.500 per liter, sedangkan untuk harga solar yang nonsubsidi Rp 11.400 per liter. Sehingga, jika nelayan tidak dapat solar bersubsidi terpaksa akan membeli solar yang nonsubsidi. ”Selisih antara solar yang subsidi dan yang non subsidi sangat tinggi, sebesar Rp 5.900 perliter,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Juwarsono mengatakan, rata-rata untuk kebutuhan solar nelayan untuk melaut perhari sebanyak 10-20 liter. Jika nelayan menggunakan bahan bakar solar bersubsidi perhari harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 55.000 – Rp 110.000 perhari. Sedangkan, jika menggunakan solar nonsubsidi kebutuhan bahan bakar nelayan perhari sebanyak Rp 114.000 sampai Rp 228.000.
”Jika kita tidak menggunakan solar bersubsidi sebagai bahan bakar, kebutuhan nelayan bisa naik dua kali lipat. Sehingga, hal ini akan memberatkan para nelayan. Kami berharap kepada pemerintah untuk mengatur hal ini agar para nelayan tidak keberatan,” pungkasnya. (duc)