kotatuban.com – PT Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Tuban merasa kesulitan untuk melakukan penutupan lahan tambang batu kumbung yang selama ini ditambang masyarakat. Pasalnya, saat ini ribuan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada tambang kumbung.

”Masalah tambang bantu kumbung tersebut sudah menjadi perhatian kami sejak lama. Namun, kami belum bisa berbuat apa-apa. Karena hal tersebut menyangkut urusan perut masyarakat. Kami tidak bisa serta merta langsung menutup tambang tersebut,” ujar Administratur (ADM) KPH Tuban, Riyanto Hudotomo, pada Media Gathering antara Perum Perhutani KPH Tuban, KPH Parengan, KPH Jatirogo, dengan wartawan se Kabupaten Tuban, Rabu (26/2).
Menurutnya, salah satu penyebab banyaknya penambangan batu kumbung yang dilakukan masyarakat dilahan milik Perhutani adalah meningkatnya populasi manusia. Sedangkan, lapangan pekerjaan masih kurang. ”Hal ini yang mengakibatkan masyarakat kerja apapun, termasuk mengambil batu kumbung dilahan milik Perhutani,” ungkap ADM asal Kendal, Jawa Tengah tersebut.
Lebih lanjut Riyanto mengatakan, Perhutani melakukan berbagai cara untuk mengurangi penambang batu kumbung tersebut. Salah satunya melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan berbagai pelatihan untuk masyarakat sekitar hutan. Program ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar hutan. ”Kami terus melakukan berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan, agar dapat mengurangi aktivitas pengambilan batu kumbung tersebut,” pungkasnya. (duc)