oleh

Peringati Hari Jadi Tuban Ke 731: Eko Wahyudi Resmikan Relief Dandang Wacono di Desa Prunggahan Wetan

“Relief ini bisa kita baca sebagai pesan abadi tentang tekad dan perjuangan, sebuah panggilan untuk terus menjaga api perjuangan tetap menyala”.

(Eko Wahyudi, pada peresmian Relief Dandang Wacono, di desa Prunggahan Wetan, Semanding-Tuban)

 

kotatuban.com – Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Eko Wahyudi, meresmikan relief Arya Dandang Wacono di kompleks makam Arya Dandang Wacono, Desa Prunggahan Wetan, Jumat (15/11/2024). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai rangkaian peringatan Hari Jadi Tuban ke-731 oleh Pemerintah Desa Prunggahan Wetan. Turut hadir dalam acara tersebut Muspika Semanding, tokoh agama, tokoh masyarakat setempat, dan sejumlah pemerhati budaya, yang sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah berdirinya kabupaten Tuban.

Peresmian relief ditandai dengan pengguntingan pita oleh Eko Wahyudi dan dilanjutkan dengan  penandatanganan plakat oleh Eko Wahyudi bersama Kepala Desa Prunggahan wetan, Hari Winarko, sebagai tanda diresmikannya relief yang menggambarkan kisah dan perjuangan  Dandang Wacono, salah satu tokoh penting dalam sejarah Tuban. Sebelum peresmian, acara diawali dengan pemberian santunan kepada sahabat-sahabat kecil Eko Wahyudi, sebuah wujud kepedulian terhadap masyarakat sekitar.

Kehadiran relief Dandang Wacono di tengah-tengah masyarakat Tuban merupakan bentuk pengakuan atas jasa tokoh ini yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah berdirinya kota Tuban. Raden Aryo Dandang Wacono dikenal sebagai penguasa awal di wilayah Tuban dan memiliki peran besar dalam membangun kawasan tersebut. Legenda menyebutkan bahwa Dandang Wacono membuka lahan di hutan Papringan dan menemukan mata air segar yang menjadi cikal bakal penyebutan Tuban.

Kepala Desa Prunggahan Wetan, Hari Winarko, mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian Eko Wahyudi terhadap pelestarian sejarah lokal. “Kami berharap peringatan Hari Jadi Tuban selanjutnya bisa terus dilaksanakan di tempat ini, sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya yang telah membentuk identitas kita sebagai masyarakat Tuban,” kata Hari Winarko. Ia juga berharap, dengan adanya relief ini, masyarakat semakin mengenal dan mengapresiasi tokoh-tokoh yang telah berjasa bagi berdirinya kabupaten Tuban.

Dalam sambutannya, Eko Wahyudi mengungkapkan pentingnya mengingat dan mendokumentasikan sejarah, antara lain melalui pembangunan relief. Menurutnya, relief bukan sekadar bukti fisik sebuah peristiwa masa lalu, tetapi adalah jejak perjuangan yang mengingatkan kita pada akar sejarah, pada nilai-nilai yang membentuk perjalanan hidup kita, dan pada semangat para pendahulu yang tiada henti memperjuangkan cita-cita besar untuk kemajuan bangsa.

“Relief ini bisa kita baca sebagai pesan abadi tentang tekad dan perjuangan, sebuah panggilan untuk terus menjaga api perjuangan tetap menyala. Itulah makna yang bisa kita tangkap dari peristiwa hari ini, yakni menghidupkan kembali spirit perjuangan Eyang Aryo Dandang Wacono dengan cita-cita besarnya yakni perjuangan untuk pembangunan dan kemakmuran masyarakat Tuban,” ujar Eko Wahyudi.

Eko Wahyudi juga menekankan bahwa sebagai generasi penerus, sudah menjadi kewajiban untuk meneladani perjuangan para leluhur, menggali nilai-nilai yang telah diwariskan, dan melanjutkan cita-cita besar yang telah mereka perjuangkan. Melalui acara ini, diharapkan generasi muda dapat terinspirasi dan memahami bahwa sejarah bukan hanya milik masa lalu, tetapi juga dapat menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng sebagai bagian dari syukuran Hari Jadi Tuban ke-731. Pemotongan tumpeng ini tidak hanya sekadar ungkapan syukur, tetapi juga menjadi momen penting untuk mengingatkan masyarakat tentang nilai-nilai sejarah yang telah membentuk identitas kabupaten Tuban. Dengan adanya acara ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga warisan sejarah yang ada, serta melestarikan nilai-nilai budaya yang menjadi akar dari kehidupan masyarakat. (co)