kotatuban.com– Kelangkaan pupuk yang terjadi hampir di seluruh wilayah Kabupaten Tuban selama beberapa pekan terakhir ini diakui Pemkab Tuban bukan disebabkan terbatasnya stok, melainkan adanya permintaan yang overload. Sebab, meski ada kekurangan volume, sesuai jumlah alokasinya, pupuk bersubsidi untuk petani di Tuban diperkirakan masih akan mencukupi hingga Oktober mendatang.
“Sebetulnya pupuk tersedia, kelangkaan ini terjadi karena permintaan pupuk erjadi pada waktu bersamaan. Selain itu, petani kerap menggunakan pupuk melebihi aturan, makanya konsumsi pupuk juga semakin banyak,” ujar Teguh Setya Budi, Kabag Humas dan Pemkab Tuban.
Menurut Teguh Setyo Budi, secara nasional, terdapat penurunan volume alokasi pupuk tahun ini dan tahun sebelumnya, yakni dari 9,5 juta ton menjadi 7,76 juta ton. Penurunan alokasi pupuk subsidi tersebut karena harga pokok produksi (HPP) dari pabrik pupuk mengalami kenaikan, sedangkan nilai subsidi pupuk dari pemerintah tetap sama yakni Rp. 18 triliun.
Di Kabupaten Tuban, alokasi pupuk subsidi berbagai jenis juga mengalami penurunan. Jenis Pupuk Urea tahun ini 2014 sebanyak 37.778 ton, tahun sebelumnya 43,639. Pupuk jenis SP 36 tahun 2014 sebanyak 11,871 ton, tahun sebelumnya 12,646. Pupuk ZA tahun 2014 sebanyak 5,421 ton, tahun sebelumnya 6,510 ton. Pupuk NPK tahun 2014 sebanyak 26,954 ton, tahun sebelumnya 32,774 ton, dan pupuk organik tahun 2014 sebanyak 18,531 ton, tahun sebelumnya 21,914 ton.
Teguh meminta, petani tidak perlu kawatir, sebab pemerintah akan mengalokasikan kembali jika ada kekurangan pupuk untuk kebutuhan pupuk petani. “Jika ada kekurangan, tentu pemerintah akan melakukan realokasi pupuk, jumlah kekurangan itu yang akan kami laporkan ke pusat untuk dipenuhi,” tegas teguh.
Teguh menghimbau kepada petani agar petani bijaksana dalam melakukan pemupukan, yakni harus sesuai dengan waktu dan ukuran/dosis pemupukan.
“Petani kami himbau, penebusan pupuk hendaknya dilakukan 1 minggu sebelum melakukan tanam, penggunaan pupuk sesuai anjuran, pemupukan juga harus berimbang, agar tidak terjadi over,” himbau Teguh.(kim)