kotatuban.com – PT Pertamina (Persero) bakal membuat perwakilan di Tuban. Perwakilan Pertamina ini bakal menyelesaikan berbagai masalah terkait pembangunan kilang minyak di Kecamatan Jenu.
“Dalam waktu dekat Pertamina bakal membuat perwakilan di Tuban untuk menangani masalah kilang minyak di sana,” jelas General Manager, Pertamina, Marketing, Operation, Regional (MOR) V, Ibnu Chouldum dihadapan wartawan saat media ghatering di Bali belum lama ini.
Menurutnya, pembentukan perwakilan Pertamina di Tuban itu juga sudah mendapatkan persetujuan dari Pemkab Tuban. Diharapkan, dengan adanya perwakilan masalah yang terjadi bisa diselesaikan secepatnya.
Sementara itu gejolak penolakaan pembangunan kilang minyak, patungan Pertamina dan Rosneft Oli dari Rusia masih terus terjadi, utamanya soal pembebasan tanah.
Bahkan warga melakukan pemasangan spanduk penolakan di berbagai sudut desa maupun di temapt-tempat startegis di sekitar lokasi bakal dibangunnya kilang minyak yang membutuhkan 400 hektar lebih.
Proyek patungan Pertamina-Rosneft Oil ini diperkirakan menghabiskan anggaran sebesar US $13 miliar dengan kapasitas produksi yang akan dicapai sebesar 300.000 barel minyak per hari
Menanaggapi penolakan yang sampai hari ini masih dilakukan warga, Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaboaten Tuban, Agung Supriyanto, meminta Pertamina maupun pemerintah tidak sekedar berpijakan pada hukum dalam melakukan pebebasan lahan,
Ditambahkan Agung, Pertamina bersama Pemkab Tuban seharusnya menyelesaikan masalah lahn maupun lainnya dengan pendekatan kekeluargaan.
“Dengan pendekatan itu, Pertamina maupun Pemkab Tuban bisa mengetahui alasan wartga menolak pembangunan tersebut. Pendekatan sosial budaya harus dilakukan pemerintah, kenapa menolak, saya melihat sampai saat ini belum ada langkah pendekatan sosial kultur itu,” kata Agung Supriyanto, Rabu (21/02).
Menurut Agung, jika memang keberadaan industrialisasi untuk kesejahteraan, mestinya masyarakat tidak menolak kehadiran industri yang akan dibangun di daaerah mereka. Namun kenyataan di lapangan sampai saat ini berbeda dengan harapan masyarakat soal kesejahteraan.
“Mereka harusnya senang jika kesejahteraan mereka meningkat, ini yang harus dicari tahu, ada yanag salah selama ini dengan industry di Kabupaten Tuban sampai muncul penolakan,” terang Agung.
Menurut Agung, selama ini masyarakat hanya diberi harapan harapan. Janji tali asih kepada petani penggarap lahan milik Pertamina seluas 360 hektar juga tidak kunjung diberikan. (ros)