oleh

Pertumbuhan Ekonomi Melambat Industri Semen Melemah

Dirut PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti
Dirut PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti

kotatuban.com – Pada semester pertama di tahun 2016 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak sesuai dengan harapan. Lemahnya pertumbuhan ekonomi tersebut juga menghambat percepatan pembangunan infrastruktur yang dicanangkan pemerintah.

Sehingga, hal tersebut juga berdampak pada lemahnya industri persemen yang ada di tanah air. Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Semen Gresik, Sunardi Prionomurti saat buka puasa bersama wartawan yang ada di Kabupaten Tuban dan Bojonogoro, di Gedung Auditorium Kantor Pusat Semen Gresik, Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Jumat (17/06) malam.

”Kita sama-sama tahu pertumbuhan ekonomi kita tidak begitu bagus pada semester pertama tahun ini. Sehingga, pembangunan infrastruktur juga lamban. Hal ini sangat terasa dan berdampak terhadap industri persemenan,” terang Sunardi.

Menurutnya, pada semester pertama tahun 2016 ini pertumbuhan industri persemenan hanya berkisar 2,3 persen. Sedang, di Pulau Jawa sendiri yang kebutuhan semen paling banyak pertumbuhannya hanya 0,3 persen. ”Memang pertumbuhan industri persemenan sangat kecil sekali. Hal ini membuat industri persemenan harus memiliki strategi kusus untuk tetap mampu bertahan pada kondisi ini,” ungkapnya.

Selain pertumbuhan ekomomi yang kurang bagus, saat ini persaingan industri persemenan juga semakin ketat dengan banyaknya industri semen dari luar negeri yang masuk Indonesia. Perusahaan semen yang masuk ke Indonesia antara lain dari Cina, Thailand, Swiss, dan dari berbagai negara lainnya.

”Saat ini banyak industri semen dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Sehingga, secara nasional semen itu oversuplay hingga 16 juta ton pertahun,” ujar Sunardi.

Strategi Semen Gresik sendiri untuk menghadapi kondisi tersebut, lanjut Sunardi mengatakan, sebagai perusahaan milik negara Semen Gresik akan mampu bertahan dengan kondisi dan persaingan yang bagaimana pun. Saat ini strategi Semen Gresik dengan mempertahankan marketsher yang telah ada.

”Kita harus mampu mempertahankan marketsher yang telah ada. Bahkan, harus mampu menambah marketsher tersebut,” pungkasnya. (duc)