kotatuban.com – Hingga hari ini keberadaan resi gudang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh petani yang ada di Kabupaten Tuban. Pasalnya, gudang yang berada di Jalan Raya Tuban- Babat, Desa Gesing, Kecamatan Semanding, dengan kapasitas 1.500 ton tersebut baru mendapatkan 215 ton gabah pada tahun 2017 kemarin.
”Memang banyak petani kita yang belum mengetahui dan memahami sistem resi gudang (SRG) ini. Dan kita akui masih kurangnya sosialiasai kepada petani terkait SRG ini,” terang, Kepala Dinas Koperasi perindustrian dan perdagangan, Kabupaten Tuban, Agus Wijaya.
Kedepan, lanjut Agus Wijaya mengatakan, pihaknya akan menggandeng beberapa pihak seperti Dinas Pertanian, penyuluh pertanian, kelompok tani, dan beberapa pihak untuk terus mensosialisasikan keberadaan SRG ini.
”Untuk memaksimalkan SRG ini kita akan bekerjasama dengan berbagai pihak. Karena SRG ini sangat menguntungkan petani,” ungkap mantan Kabag Humas Pemkab Tuban tersebut.
Menurutnya, petani bisa menyimpan gabahnya minimal harus memiliki 10 ton gabah untuk mendapatkan satu lembar resi. Kemudian resi tersebut dapat digunakan untuk jaminan pinjaman di bank dengan nilai 75 persen dari nilai gabah yang disimpan.
”Bunga bank untuk petani yang meminjam uang dengan resi ini juga terbilang cukup rendah hanya 0,5 persen perbulan,” terangnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, biasanya saat panen raya padi harga gabah akan anjlok. Dengan adanya sistem RSG ini petani bisa menunda penjualan, namun masih bisa mendapatkan uang. Setelah harga gabah naik petani bisa menjual gabahnya secara langsung dan dapat melunasi pinjaman dari bank tersebut.
”Jadi petani sangat diuntungkan dengan keberadaan SRG ini. Kami berharap kedepan SRG ini bisa berjalan lebih maksimal lagi dan tidak hanya menyimpan gabah saja. Tapi jagung juga bisa disimpan dengan menggunakan SRG,” pungkasnya. (duc)