kotatuban.com – Petani di Tuban mulai kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Kalau pun mendapatkan pupuk harganya sudah mahal, karena membelinya tidak di kios resmi tapi, di kios pupuk ilegal.
“Kami kesulitan mendapatkan pupuk, kalau pun ada harganya juga sudah mahal. Tapi, bagi petani yang penting barangnya ada, soal harga tidak menjadi soal utama,” tutur Suwarno, petani Montong.
Sepinya pupuk di pasaran diduga imbas dari kuota pupuk bersubsidi tahun ini yang menurun dibanding tahun 2016 lalu. Sehingga, petani diminta untuk melakukan penghematan dalam memupuk tanamannya.
Tahun 2017 ini jatah pupuk bersubsidi hanya 110.546 Ton, yang di distribusikan di 20 Kecamatan yang ada di Tuban. Sedangkan tahun lalu lebih banyak hingga mencapai120.504 ton. Sehingga, pada tahun ini kuota pupuk bersubsidi berkurang sebanyak 9.958 ton.
”Pupuk bersubsidi yang didapat Pemkab Tuban pada tahun 2017 ini memang berkurang jika dibandingkan dengan tahun lalu. Berkurang sekitar 9.958 ton,” terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Murtadji, Kamis (02/02).
Penurunan jatah pupuk bersubsidi tersebut berkisar 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun begitu, pihaknya menghimbau kepada para petani agar tidak usah resah dengan kondisi tersebut.
”Kita akan membantu para petani jika suatu saat mengalami kesulitan dalam mendapatkan pupuk,” tandasnya.
Lebih lanjut Murtadji mengatakan, walaupun jatah pupuk yang didapat Pemkab Tuban berkurang. Tetapi Pemkab Tuban masih berhak mengajukan kepada pemerintah terkait penambahan kouta pupuk bersubsidi jika dirasa kurang.
”Ketika nanti cadangan ataupun stok pupuk bersubsidi menipis atau habis, maka pemerintah tetap akan mengajukan tambahan pupuk bersubsidi lagi,” pungkasnya. (duc)