kotatuban.com – Pedagang Kaki Lima (PKL) baik yang berjualan di Jalan Teuku Umar maupun yang berjualan di Jalan RE Martadinata berharap bisa berjualan di sekitar Rest Area Tuban. Menurut para PKL berjualan di dalam lingkungan Rest Area akan jauh lebih nyaman jika dibandingkan dengan berjualan di atas trotoar.
”Kami sebenarnya juga sangat berkeinginan untuk bisa masuk dan berjualan di lokasi Rest Area. Karena jika berjualan di atas trotoar kami tidak bisa nyaman dan tenang, karena harus berurusan dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP),” ungkap salah satu PKL yang enggan disebutkan namanya saat ditemui kotatuban.com, Sabtu (27/09).
Menurutnya, tempat kosong di wilayah Rest Area masih luas, sehingga tempat-tempat tersebut alangkah lebih baiknya digunakan untuk PKL berjualan. Lokaasi di Rest Area oleh PKL dianggap reprentatif untuk berjualan.
”Kami juga menginginkan tempat untuk berdagang yang lebih nyaman. Selama ini kami jualan di atas trotoar karena juga terpaksa,” tandasnya.
Dia mengatakan, padahal yang memiliki kios-kios makanan didalam Rest Area juga banyak yang tidak buka. Selain itu, yang memiliki kios-kios tersebut kebanyakan orang telah memiliki usaha atau kaya.
”Ya, rata-rata pemilik kios di Rest Area itu orang yang telah kaya. Seharusnya, pemerintah itu bisa memfasilitasi dan lebih perduli kepada rakyat kecil seperti kita,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Rest Area Tuban yang berada dipojok pertigaan Jalan Teuku Umar dan Jalan RE Martadinata dan telah diresmikan Bupati Tuban, Fathul Huda pada 16 September lalu hingga saat ini masih sepi.
Pantauan kotatuban.com dilapangan, Jumat (26/09) dari 24 kios makanan dan minuman yang berada dibekas terminal Tuban tersebut hanya tiga kios yang buka untuk berjualan. Padahal, tempat peristirahatan yang dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tuban tahun 2012 dan 2013 sebesar Rp 5,8 milyar tersebut diharapkan akan mampu menjadi pusat ekonomi masyarakat. (duc)