kotatuban–com-Sulitnya mendapatkan kayu berkualitas super sebagai bahan pembuatan perahu tradisional, membuat pengerajin perahu di Desa Simo, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, beralih menggunakan plat besi jenis galfanis yang kuat dan tahan karat.
Cara ini kemudian dipilih lantaran untuk mendapatkan kayu dengan kualitas bagus sangat sulit, jika dapat pun harga papan tidak terjangkau warga bantaran sungai yang sebagian besar adalah penambang pasir atau ojek penyeberangan Bengawan Solo.
Salah satu pembuat perahu besi, sebut saja Ahmad khotib (47) perajin perahu berbahan dasar plat besi, Warga Simo, Soko, dengan memanfaatkan keahlianya dibidang sambung menyambung besi dengan las, Khotib merakit perahu menggunakan plaat besi jenis galfanis, degan hasil yang cukup memuaskan, banyak warga akhirnya mempercayakan pemuatan perahu pada pria dua anak itu.
“Sebenarnya pembuatanya simple kok, kalau punya keahlian ngelas pasti bisa mas,” terangnya di sela-sela istirahat siang, Senin (25/5).
Sebelumnya Khotib hanya seorang pembuat pagar rumah dan aneka kontruksi besi lainya, namun, sejak kurang lebih dua tahun ini, bapak dua anak itu juga mengerjakan pesanan pembuatan perahu plat besi yang umum digunakan warga bantaran sungai Bengawan Solo untuk tambang pasir.
“Babru-baru ini mengerjakan pesanan perahu, dulu membuat pagar atau sejenisnya,” kata Khotib.
Khotib menjelaskan, untuk besi yang digunakan dipilih bahan jenis galfanis ukuran 3,2 cm, dan plat siku ukuran 5,5, bahan galfanis selain tahan karat juga memiliki bobot lebih ringan sehingga lebih mudah mengapung.
“Saya gunakan besi siku ukuran 5,5 dan plat galfanis ukuran 3,2. Plat galfanis saya pilih karena besi jenis galfanis yang tahan karat untuk waktu lama,” jelasnya.
Soal harga, Khotib mengaku, satu buah perahu ukuran lebar 2,5 m dan panjang 13 m dipatok dengan harga Rp27.000.000, sampai dengan Rp 30.000.000, harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan harga perahu dengan ukuran yang sama berbahan kayu. Selain itu tidak sembarang orang dapat mengerjakan pembuatan perahu kayu tanpa keahlian khusus.
“Pembuatan perahu menggunakan plat lebih mudah pengerjaannya, tinggal memotong mengukur dan memyambung sesuai pesanan, tidak memakan waktu juga seperti membuat perahu kayu,” katanya.
Dari aktifitanya membuat perahu itu, Khotib ditemani tiga orang pekerjanya, dalam satu bulan omsetnya diatas Rp70.000.000, dengan jumlah perahu yang dikerjakan rata-rata tiga sampai empat perahu perbulannya. Pesanan sendiri biasanya datang dari warga sekitar bantaran Bengawan Solo baik wilayah Tuban maupun Bojomegoro.
“Rata-rata pelanggan saya masih dekat-dekat sini mas, ya paling jauh orang Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro” tuturnya. (kim)