kotatuban.com – Laporan Koalisi Perempuan Ringgolawe (KPR) Tuban terlait meninggalnya Bela (6) akhirnya dilimpahkan ke Pokres Kediri oleh Polres Tuban.
“Kasus itu sudah kami limpahkan ke Polres Kediri karena lokasi kejadiannya diduga di sana,” papar Kasat Reskrim Polres Tuban, AKP Suharta, Senin (09/05).
Suharta menambahkan, sekitar sepekan lalu bocah itu dibawa orang tuanya dari Kediri ke Tuban pada siang hari, karena dalam keadaan sakit, lalu dibawa ke RS NU. Sore harinya, bocah itu meninggal dunia.
“Setelah meninggal dunia, orang tuanya lapor ke kami,” katanya.
Sesuai standar oprasional prosedur (SOP) kepolisian, tindak lanjut laporan itu dilakukan dengan cara memintai keterangan kedua orang tua korban dan membawa jasad korban ke RS Dr Soetomo untuk diotopsi. Setelah itu, hasil otopsi disampaikan kepada Kapolres Tuban, AKBP Arif Guruh Darmawan untuk bahan membuat surat pelimpahan kasus ke Kapolres Kediri.
“Itu tindak lanjut yang kami lakukan sesuai SOP karena diduga lokasi kejadian sesuai keterangan orang tuanya ada di Kediri. Tadi pagi anggota kami menyerahkan surat pelimpahan kasus itu ke Polres Kediri,” paparnya.
Sebelumnya, Koalisi Perempuan Rongolawe (KPR) sedang mendampingi keluarga anak diduga korban kekerasan bernama Bela (6) asal Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban. Bocah tersebut diduga mengalami kekerasan saat dititipkan orang tuanya di kerabatnya di Desa Ploso Lor, Kecamatan Ploso Klaten, Kabupaten Kediri.
“Sempat divisum luar di RS NU (Rumah Sakit Nahdlatul Ulama ) Tuban, ada memar-memar, tapi setelah diotopsi di RS Dr Soetomo Surabaya, ada tulang tengkorak retak,” papar Direktur KPR Tuban, melalui sambungan teleponnya, Nunuk Fauziah, Senin (9/5/2016) sore.
Menurut aktivis perempuan ini, sebelum peristiwa kematian Bela terjadi, kedua orang tuanya bekerja di Malaysia. Bela dititipkan di kerabatnya yang ada di Kediri. Setiap bulan, kerabatnya itu diberi upah Rp 2,5 juta untuk mendiidk dan merawat Bela.
Selama beberapa tahun bersama kerabatnya, pertumbuhan Bela kurang wajar. Lalu kedua orang tua Bela mendapat kabar anaknya sakit parah. Kedua orang tuanya pulang dan membawa Bela ke RS NU.
“Di sana anak ini divisum luar, karena tidak menyediakan visum dalam. Dia muntah darah lalu meninggal,” katanya.
Melihat kondisi anaknya sakit tidak wajar, kedua orang tua Bela penasaran. Bela kemudian dibawa ke RS Dr Soetomo untuk diotopsi. Hasilnya mengejutkan, tulang tengkorak Bela ada yang retak. (yit)