Kotatuban.com – Sebuah perahu penyeberangan tradisional terbalik di bantaran aliran Bengawan Solo, Dusun Gemblo Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Tuban, Rabu (3/11/2021).
Kronologi kejadian, sekitar pukul 09.30 WIB perahu yang terbuat besi ukuran 15 x 2,5 meter yang dikemudikan oleh Kasiyan 65 tahun, asal desa Semambung, Bojonegoro, tenggelam di sungai Bengawan Solo.
Menurut keterangan saksi, Novi Andi Susanto yang juga penumpang perahu, sekitar pukul 09.25 WIB dirinya naik perahu dari Tambangan Dusun Gemblo Desa Ngadirejo Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban menuju Tambangan Desa Semambung Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro. Namun, sampai ditengah sungai perahu oleng karena arus yang sangat deras, hingga akhirnya perahu terbalik.
Proses pencarian korban dilakukan oleh tim BPBD Tuban dan Bojonegoro, Tim SAR Gabungan , TNI dan Polri, juga relawan, dengan melakukan pennyisiran hingga 4,5 kilo meter. Berdasarkan data dari Kalaksa BPBD Tuban Yudi Irwanto, hingga pencarian dilakukan pukul 17.30 wib korban selamat berjumlah 10 orang , yaitu Mujahid (30) Asal Sale Rembang Jawa Tengah, Arif Dwi (39) Asal Rengel, Budi (24) Asal Ngadirejo Rengel, Nofi Andi Susanto (29) Asal Sidorejo Tuban, Tasmiatun Nikmah (33) Asal Maibit Rengel, Abdul Hadi (9) Asal Maibit Rengel, Abdullah Yantim (3) Asal Maibit Rengel, Tarmuji (56) Asal Desa Rengel, Hafid (4) Asal Kanor Bojonegoro, Dan Mardiani (62) Asal Kanor Bojonegoro. Dari 10 Korban Selamat, satu diantaranya Budi 24 Tahun Asal Ngadirejo, harus dilarikan ke RSUD dr. R Koesma tuban karena mengalami sesak nafas.
Sedangkan, dugaan sementara korban yang masih dalam pencarian, Toro (41) Asal Wonokerto Sale Rembang, Basori (37) Asal Maibit Rengel, Kasian (65) Asal Kanor Bojonegoro, Erma Fitriani (27) Asal Kanor Bojonegoro, Masdian Purnama (27) Asal Kanor Bojonegopro, Sutri (60) Asal Maibit Rengel, Dan Hajir ( 45) Asal Maybit Rengel.
Hingga berita ini diturunkan, petugas masih melakukan pencarian hingga jarak 9 kilometer. Akibat derasnya arus sungai, petugas tidak bisa melakukan penyelaman. Pencarian masih dilakukan disetaran titik kejadian yaitu dibawah jembatan Kanor Rengel (KARE) hingga 9 kilo meter kearah hilir sungai.
Sementara itu, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, bersama Wakil Bupati Tuban Kang Riyadi pun ikut memantau langsung proses pencarian korban kecelakaan perahu penyeberangan tradisional. Dalam kesempatan tersebut, Mas Bupati menyampaikan pencarian dengan melakukan penyusuran akan terus diperluas hingga korban ditemukan. Mas Lindra juga mengimbau kepada masyarakat terutama keluarga korban yang belum ditemukan, untuk terus berkomunikasi dengan tim dilapangan dan mendatangi posko. “Tim juga telah menyediakan posko informasi yang di update secara real time,” ungkapnya.
Terkait dengan kendala yang dialami tim petugas dalam proses pencarian, Mas Bupati menjelaskan, untuk melakukan penyelaman belum memungkinkan. hal tersebut urung dilakukan akibat arus sungai yang cukup deras. Meski begitu,seluruh tim pencari yang terdiri dari Basarnas, BPBD Tuban dan Bojonegoro, Tagana, BPBD Provinsi, TNI dan POLRI akan terus berupaya untuk menemukan korban dengan cara lain, hingga memungkinkan melakukan penyelaman.
Mas Bupati berharap, korban yang ditemukan masih dalam kondisi selamat. “Saya meminta doa kepada seluruh masyarakat agar seluruh korban bisa ditemukan dan selamat,” tuturnya Mas Bupati.
Mas Bupati juga berharap, jembatan KARE juga cepat selesai dikerjakan, agar masyarakat dari dua kecamatan yaitu Rengel Kabupaten Tuban dan Kanor Kabupaten Bojonegoro tidak lagi harus menyeberang sungai menggunakan perahu tradisional. “Semoga pengerjaan cepat selesai, agar kejadian serupa tidak terjadi,” ungkapnya.
Mas Lindra menambahkan, saat ini semua harus berfokus pada pencarian korban dan tidak perlu menyalahkan pihak mana pun. “ikhtiar dari seluruh tim akan terus dilakukan hingga korban ditemukan,” pungkas Mas Bupati. (duc)