oleh

Produksi Beras Leran, Melimpah

image
Proses penjemuran beras di Leran, Palang

kotatuban.com-Memasuki puncak musim panen, produks beras di Desa Lerankulon, Kecamatan Palang, melimpah. Daerah yang terkenal dengan hasil beras primiumnya ini rupanya mampu memproduksi beras hingga ratusan ton perhari.

“Di desa ini ada 11 tempat penggilingan padi, rata-rata satu penggilingan menghasilkan sekitar 30 ton beras per hari, dan akan semakin banyak saat musim panen,” ujar Kepala Desa Leraankulon Parlin, Sabtu (09/04).

Menurut Parlin, desanya hanya memiliki lahan pertanian kurang lebih 446 hektar. Jumlah itu pun tidak seluruhnya menghasilkan padi karena sebagian adalah ladang jagung tadah hujan.

“Kalau hanya mengandalkan padi dari desa ini  tidak akan mampu menghasilkan beras sebanyak itu,” katanya.

Menurut Parlin, Desa Lerankulon biasanya mendatangkan gabah dari berbagai daerah di bantaran Bengawa Solo,  diantaranya Kecamatan Rengel. Kecamatan Soko, Plumpang dan Kecamatan Widang.

“Pengusaha beras di sini mendatangkan gabah dari kecamatan lain penghasil padi, seperti Soko, Plumpang hingga Widang,” tambahnya.

Diakui Parlin, untuk mendapatkan kualitas beras premium, pengusaha beras di Desa Lerankulon memiliki cara penjemuran gabah yang jarang dilakukan daerah lain, yakni, dengan menghindari penjemuran dilantai. Penjemuran gabah di Desa Lerankulon dilakukan di atas tanah dengan alas trepal. Hal itu untuk menghindari kering mendadak pada gabah yang akan menurunkan kualitas hasil giling (beras).

“Beras Leran tidak mesti gabahnya dari sini, bisa dari mana saja. Yang berbeda adalah cara pengolahanya. Di sini biasanya penjemuran minimal dua hari, dengan terus dipantau saat penjemuran. Sebelum digiling disimpan untuk menurunkan suhu gabah agar tidak banyak yang patah saat proses giling,” papar Parlin yang juga memiliki usaha penggilingan di desanya itu.

Adapun beras Leran saat ini sudah dipasarkan hingga Jawa Tengah seperti Rembang, Blora, Pati hingga Semarang. Sementara di Jawa Timur, beras Leran biasanya diambil pedagang beras dari Surabaya, Lamongan, Gresik, dan Bojonegoro, selain pedagang lokal dari Kabupaten Tuban sendiri.

“Pasarnya juga semakin bagus, melalui para pedagang beras itu, malah sekarang sudah ada indusri beras kemasan di  desa ini, meski skalanya masih rumahan,” jelas Kepala Desa itu. (kim)