kotatuban.com – Proyek renovasi trotoar dan pembuatan sumur resapan senilai Rp 2,2 Miliar yang berada di sepanjang jalan Basuki Rahmad (Basra) membuat kemacetan lalulintas. Sebab, untuk mengambil limbah proyek, pihak reknan menggunakan truk, sehingga memakan ruas jalan yang menyebabkan kemacetan. Apalagi, saat jam-jam sibuk seperti pagi hari sekitar jam 7.00 Wib dan sore jam 16.00 Wib kemacetan semakin parah.
Sudarmaji Kepala Dinas PRKP Kabupaten Tuban, mengaku telah memanggil rekanan proyek untuk mengatasi persoalan tersebut. Sekaligus memastikan agar ke depan tidak terjadi kemacetan arus lalu lintas.
”Kita telah memanggil rekanan proyek, agar tidak ada lagi kemacetan di Jalan Basra,” ungkap Sudarmaji.
Ia menjelaskan untuk pengangkutan limbah proyek yang menggunakan kendaraan truk tidak boleh dilakukan di jam padat arus lalu lintas. Diperbolehkan dengan catatan menggunakan kendaran kecil, seperti kendaraan tosa yang tidak sampai mengganggu arus lalu lintas.
”Kita telah meminta agar pengangkutan limbah proyek yang menggunakan truk di lakukan pada malam hari,” ujar Kepala Dinas PRKP Tuban.
Lebih lanjut, Sudarmaji menambahkan kondisi kemancetan itu juga disebabkan oleh pihak laur yang meminta limbah proyek, dan diangkut menggunakan truk.
”Kita telah menyarankan dilarang melayani orang lain yang minta tanah atau limbah proyek dengan menggunakan truk,” tandasnya
Berdasarkan informasi di lapangan, kondisi kemacetan jalan yang diakibatkan proyek dari Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Kabupaten Tuban itu telah terjadi sejak dimulainya proyek tersebut beberapa minggu lalu.
Sebab ruas jalan kanan dan kiri terdapat material proyek. Kemudian diperparah lagi, ada truk pengangkut limbah proyek seperti tanah dan batu yang di parkir di ruas jalan. Sehingga keadaan itu membuat kemacetan arus lalu lintas disekitar proyek.
”Jalan basra ini tidak pernah sepi, dan ada proyek tetapi tidak ada petugas yang mengatur arus lalu lintas,” tambah Muhammad salah satu pengguna jalan yang mengaku warga Tuban. (rto)