kotatuban.com-Puluhan petani Desa Kembangbilo, Kecamatan Tuban, yang tergabung dalam Serikat Buruh Tani dan Petani berunjukrasa di Depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban. Mereka menolak pembangunan ring road yang rencananya akan melintas di atas lahan mereka. Sebab, lahan tersebut menjadi penopang pangan mereka selama ini.
“Pemda Tuban harus mengevaluasi pemetaan ring road,” kata salah seorang petani Desa Kembangbilo, Kasmilan, saat aksi di depan kantor Pemkab Tuban, Senin (30/5).
Korlap aksi Serikat Buruh Tani, Nabrisu Rohid, mengatakan, pembangunan jalur lingkar megancam penghidupan petani meskipun tujuan ring road positif, idealnya tidak ada pihak yang dirugikan.
“Kami siap mendiskusikan sisi positif dan negatif ring road,” terang Nabrisu Rohid.
Menurut para petani, pembangunan ring road akan mematikan mata pencaharian mereka sebagai petani. Lahan milik petani yang selama ini menjadi topangan hidup.mereka akan hilang.
Berdasarkan data rencana pembangunan Desa Kembangbilo masuk dalam peta pembangunan Jalur Lingkar Selatan. Sekitar 70 hektar lahan produktif sudah diplot untuk pembangunan tersebut.
Para petani ini mendesak pemerintah dengan pertimbangan, sebab lahan pertanian milik 50 orang tersebut, mampu panen 3 kali dalam setahun. Jumlah gabah yang dihasilkan dalam sekali panen antara 7 sampai 10 ton per hektar.
Menanggapi aksi para petani, Asisten 3 Sekretariat Daerah Tuban, Sulistiyadi, yang menemui para pengunjukrasa mengatakan, akan menyampaikan aspirasi petani Kembangbilo itu ke bupati. Sebab, Bupati Tuban, Fathul Huda, dan Wabup, Noor Nahar Husain, tidak dapat menemui para pengunjukrasa.
“Kami mewakili pimpinan dan akan menyampaikan aspirasi para petani ini,” kata Sulistiyadi.
Seperti diketahui, proyek nasional jalan lingkar selatan sepanjang 20 Km akan melintasi sedikitnya 17 desa, di wikayah Kabupaten Tuban, termasuk Deda Kembangbilo. (kim)