kotatuban.com-Curah Hujan yang masih tersendat meski sudah memasuki bulan Januari rupanya harus disikapi dengan sabar oleh petani tadah hujan di Kabupaten Tuban. Puncak musim hujan diprediksi baru akan tiba akhir Januari hingga awal Februari mendatang.
Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Darah (BPBD) Kabupaten Tuban, Joko Ludiyono mengungkapkan, sesuai prediksi Badan Meterologi Kimatologi dan Geofosika yang diterimanya, hujan yang terjadi saat ini masih bersifat sporadis, yakni, hujan yang disebabkan penguapan air laut akibat tingginya suhu udara diatas permukaan laut.
“Hujan saat ini masih bersifat sporadis, misalkan di daerah Tuban kota hujan, di kawasan lain belum tentu terjadi hujan demikian sebaliknya,” terang Joko Ludiyono, Kamis (21/01).
Musim hujan yang belum memuncak tak ayal membuat petani di Kabupaten Tuban yang menggarap lahan tadah hujan was-was. Sebab, lahan yang ditanami jagung saat ini kekurangan pasokan air. Tidak sedikit tanaman jagung yang berumur sekitar satu setengah bulan mulai layu. Padahal sudah waktunya pemupukan kedua sebelum jagung bertongkol.
L
“Memang bukan ranah kami di BPBD soal pertanian, tapi kami himbau para petani sabar, memang siklusnya seperti itu,” imbau Joko.
Dikonfirmasi terpisah, seorang petani warga Desa Padasan, Kecamatan Kerek, Bagas (60) mengungkapkan, hujan tahun ini sulit diprediksi para petani. Mereka sudah terlanjur melakukan tanam sejak awal penghujan atau Desember lalu, akibatnya tanaman jagung juga banyak yang kering, karena hujan tidak lagi turun.
“Sebagian ya sudah mati, tapi untung kemarin sempat ada sedikit hujan,” kata Bagas.
Diberitakan sebelumnya, hujan yang masih tersendat pada musim ini membuat tanaman jagung terutama yang berada di lahan tadah hujan mengering, bahkan sebagian petani telah mencabut tanaman jagung mereka untuk pakan ternak karena tumbuh tak maksimal. (kim)