kotatuban.com – Petani di Tuban mulai kelimpungan mencari pupuk. Sebab, saat mereka membutuhkan untuk memupuk tanaman mereka justru pupuk menghilang dipasaran. Dikhawatirkan dengan tidak adanya pupuk ini bakal menurunkan hasil panen mereka.
Dasram (41) salah satu petani asal Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak saat dikonfirmasi kotatuban.com, Sabtu (4/1) mengungkapkan, sudah beberapa minggu terakhir ini pupuk jenis urea di kios-kios selalu kosong. Padahal, tanaman padinya dan petani lainnya saat ini sudah waktunya memupuk. ”Jika di kios ada pupuk, itu pun harganya sangat mahal,” ungkapnya saat ditemui di areal persawahan.
Menurutnya, harga pupuk jenis urea di pasaran kisaran Rp 130 ribu hingga Rp 150 ribu per sak dengan berat 50 kilogram. Selain itu, jika petani beli pupuk harus satu paket, per paket satu sak urea dan satu sak ponska. Sedangkan, harga pupuk per paket Rp 230 ribu hingga Rp 250 ribu per paketnya. ”Kios-kios biasanya tidak memperbolehkan kalau dibeli hanya urea saja, harus satu paket. Padahal, kebutuhan kita lebih banyak ureanya,” tandas dia.
Kesulitan mencari pupuk tersebut juga dialami, Burhan. Warga Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban tersebut untuk mendapatkan pupuk harus keluar daerah Tuban. ”Kemarin untuk mendapatkan pupuk saya pesan saudara yang ada di Bojonegoro, karena disini mencari pupuk susah. Padahal, biasanya di kios-kios ada,” ungkapnya.
Diketahui, pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk, pupuk urea seharga Rp 1.800 per kg, pupuk ZA Rp 1.400 per kg. Sedangkan, pupuk SP-36 Rp 2.000 per kg, pupuk NPK Rp 2.300 per kg, dan pupuk Organik Rp 500 per kilogramnya.
Informasi yang didapat jatah pupuk untuk Kabupaten Tuban diperkirakan sudah habis. Sebab, penyerapan pupuk urea Januari hingga November 2013 sudah mencapai 94 persen. Dari jatah 43.639 ton pupuk urea sudah terserap 41.060 ton.
“Memang untuk pupuk urea penyerapannya paling tinggi,” terang Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Suparno.
Ditambahkan penyerapan pupuk Organik (Petroganik) realisasi penyerapanya terendah yakni 58 persen atau 12.645 ton dari alokasi tahun 2013 sebanyak 21.914 ton. Setelah pupuk Organik, data di Dinas Pertanian Kabupaten Tuban menyebutkan, penyerapan pupuk SP-36 dan Phonska baru terserap 84 persen. Alokasi masing-masing, SP-36, 12.646 ton terserap 10.650 ton dan Phonska 32.774 ton terserap 27.562 ton. (duc)